Senin 14 Dec 2015 21:45 WIB

AMS Siap Usir Habib Rizieq Jika Datang ke Jabar

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Bilal Ramadhan
Ketua Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ketua Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Angkatan Muda Siliwangi (AMS), mewanti-wanti Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab, supaya tak menginjakan kaki ke tanah Jawa Barat. Kondisi itu, menyusul belum beresnya masalah plesetan 'sampurasun' jadi 'campur racun'. Akibat plesetan tersebut, masyarakat Jabar sangat terluka.

Sekjen AMS Jawa Barat, Denda Alamsyah, mengatakan, sejak masalah itu mencuat dan Rizieq Syihab, tidak meminta maaf secara terbuka, maka yang bersangkutan dilarang menginjakan kaki di tanah parahyangan. Sampai saat ini, pentolan FPI itu tak juga kunjung meminta maaf.

"Pelesetan 'campur racun' ini telah melukai hati kami sebagai warga Jabar. Sebelum dia (Rizieq) meminta maaf, maka dia tak boleh datang ke Jabar," ujarnya kepada Republika.co.id, Senin (14/12).

Ultimatum ini, menyusul adanya kabar bahwa Rizieq Syihab, akan berkunjung ke Purwakarta untuk melantik pengurus FPI di wilayah tersebut. Bila Rizieq datang, lanjutnya, AMS siap membuat gerakan nyata yaitu mengusir yang bersangkutan.

"Kalau acaranya silahkan dilaksanakan. Tetapi, jangan harap Rizieq Syihab bisa datang ke Purwakarta," ujarnya.

Terkait dengan laporan kasus pelesetan tersebut, Denda, menyebutkan, sampai saat ini masih ditangani Polda Jabar. Seorang saksi dari Purwakarta, sudah dimintai keterangan. Tinggal menunggu kelanjutannya.

Kasus ini, lanjut dia, awalnya bisa berakhir bila Rizieq Syihab meminta maaf secara terbuka. Tetapi, ditunggu-tunggu sampai sekarang, kata maaf itu tak juga meluncur dari bibir pentolan FPI itu. Dengan begitu, AMS akan menyerahkan sepenuhnya pada penegak hukum.

"Kita ingin kata maaf, tapi yang muncul justru propaganda. Jadi, kasus ini akan terus dilanjutkan," jelasnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement