REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Tiga wartawan media dalam jaringan (online) yang dikeroyok dan ditembak menggunakan airsoft gun oleh warga Kampung Kubur, Medan beberapa waktu lalu dikabarkan menerima 'uang damai' dari keluarga pelaku. Ketiganya, yakni Nicholas Saragih, Fahrizal Ardillah dan Arif Tanjung, disebut telah meminta Polsek Medan Baru untuk mencabut perkara itu dan melepaskan pelaku, yakni APS alias Ramba dan KD alias Karen.
Kapolsek Medan Baru Kompol Ronny Nicolas Sidabutar membenarkan adanya perdamaian antara kedua belah pihak. "Iya, damainya ada itu. Bikin malu saja, sudah capek ditangkap, damai pula. Mau ditangguhkan, nanti jadi masalah pula," kata Ronny, Senin (14/12).
Ronny mengatakan, pihaknya telah serius menindaklanjuti kasus penganiayaan dan penembakan yang dialami tiga wartawan tersebut. Ia pun menyesali adanya upaya damai yang dilakukan. "Coba kalau nggak kami tangkap, pasti ribut," ujarnya.
Mengenai nominal yang diberikan sebagai uang damai, Ronny mengaku tidak mengetahui secara pasti. "Saya rasa lebih dari lima juta rupiah mereka terima uang damai. Tapi bagi kami, proses penyidikan harus tetap berjalan," kata Ronny.
Saat dikonfirmasi, satu dari tiga wartawan tersebut, Nicholas Saragih, membenarkan ada perdamaian yang dilakukan dengan keluarga penembak. Namun, ia menegaskan, perdamaian itu tidak membuat mereka mencabut perkara dari kepolisian.
Nicholas menjelaskan, usai penangkapan, keluarga penembak dan pengeroyok memang mendatangi dia dan dua wartawan lain yang menjadi korban. Mereka bermaksud meminta damai sekaligus meminta bantuan agar penahanan para penembak ditangguhkan.
"Kalau damai, benar, saya sudah memaafkan cuma kalau minta bebas, saya tidak mau dan tidak berani karena pasti akan ribut," kata Nicholas.
Ia pun membantah adanya kabar yang menyebut mereka telah menerima uang hingga puluhan juta dari keluarga pelaku. "Ada yang bilang saya terima Rp 50 juta, ada juga yang bilang Rp 20 juta. Enggak benar itu semua. Tapi kalau yang lain saya enggak tahu apakah ada yang dapat uang atau tidak," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, tiga wartawan media online Medan dikeroyok dan ditembak dengan airsoft gun saat hendak meliput di Jl Zainul Aripin, Kampung Kubur, Medan, Ahad (29/11) sekitar pukul 05.30 WIB.