REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Timur, menangkap lima sindikat penodong yang sering kali melakukan aksinya di angkot. Sasaran mereka adalah wanita dan barang berharga yang dibawa korban.
Menurut Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat (Kasubbag Humas) Polres Metro Jakarta Timur, Kompol Husaima menyampaikan sebelum ditangkapnya tiga sindikat tersebut, ada tiga kasus penodongan yang dilakukan sebelumnya.
Pertama, Nurul Madiniah (22) menjadi korban penodongan di angkot pada (5/11) di Jalan Supriyadi. Saat itu, Nurul hendak pulang ke rumahnya di dalam angkot dia bertemu dengan kawanan penodong tersebut hingga Nurul harus merelakan isi tanya.
"Di dalam tas Nurul isinya tiga ponsel, satu laptop Thosiba N 250, satu cincin mas dengan berat 1,8 gram, dua buah kartu ATM dan uang tunai Rp 600 ribu," ujar Kompol Husaimah saat di hubungi Republika.co.id, Selasa (15/12).
Kedua, Tian Yulianti yang menggunakan angkot M 01 dari pasar Bali Mester Jatinegara menuju Kampung Melayu (29/10). Setelah Tian duduk di angkot, tiba-tiba tiga orang pemuda mengikutinya masuk angkot.
Salah satu pemuda tersebut menodongkan pisau ke arah korban dan memaksa korban untuk tidak bergerak melakukan perlawanan. Dengan membawa korban berputar ke arah Cakung, pelaku berhasil merampok dua ponsel Samsung, dompet berisi uang tunai dua juta rupiah, dan sebuah ATM.
Ketiga, korban Yuliha Priatiningsih yang hendak pulang menggunakan angkot M 01 ke rumahnya di wilayah Pisangan Matraman pada (12/12). Yuliha tidak tahu dia memasuki angkot yang sudah ada dua orang pelaku di dalamnya.
"Setelah korban duduk tiba-tiba pintu angkot ditutup dan korban disuruh untuk tengkup dan mengancam menggunakan senjata tajam," ujar Husaimah