Selasa 15 Dec 2015 15:21 WIB

Bank Dunia Sebut Dana Desa Bisa Picu Ketimpangan Pendapatan di Daerah

Red: Nur Aini
Dana Desa
Dana Desa

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Bank Dunia menilai mekanisme dalam distribusi dana desa perlu diperbaiki. Hal ini karena sistem distribusi yang sedang berjalan tidak merata dan dapat memicu ketimpangan pendapatan antarpenduduk di daerah.

Ahli Ekonomi Bank Dunia untuk Indonesia Ndiame Diop mengatakan sumber ketimpangan perolehan manfaat itu karena rumus 90 persen dana desa yang dibagi merata setiap desa, dan hanya 10 persen sisanya yang berdasarkan kriteria demografis dan geografis. Menurut Diop, populasi penduduk miskin di setiap desa berbeda. Pembagian alokasi hingga 90 persen dari total anggaran dana desa, dikhawatirkan perolehan manfaat dari dana desa tersebut untuk setiap penduduk tidak merata.

"Desa dengan jumlah penduduk yang sedikit menerima manfaat dana desa lebih besar, sedangkan desa dengan jumlah penduduk yang banyak menerima manfaat dana desa lebih sedikit," ujarnya di Jakarta, Selasa (15/12).

Diop menilai mekanisme distribusi tersebut harus menjadi perhatian pemerintah, apalagi anggaran desa telah meningkat lebih dua kali lipat menjadi Rp 46 triliun di 2016 dari Rp 20,7 triliun pada 2015. Selain masalah distribusi, Diop menilai, pemerintah juga perlu meningkatkan kapasitas aparatur desa untuk mengelola insentif anggaran tersebut.

Keterbatasan kapasitas aparatur desa, kata Diop, justru bisa menggagalkan optimalisasi penggunaan dana desa tersebut untuk perbaikan kesejahteraan masyarakat. "Sejumlah penundaan pencairan dana desa tahun ini yang signifikan menujukkan kurangnya persiapan pemerintah daerah dan desa," ujarnya.

Namun, di samping beberapa permasalahan tersebut, Diop memuji peningkatan alokasi dana desa ini karena dapat melipatgandakan belanja sektor produktif, terutama untuk membangun infrastruktur daerah.

Ekonom CRECO Research Institue Raden Pardede mengatakan masalah dari anggaran dana desa adalah penggunaannya yang tidak optimal. Dia mencontohkan, saat kunjungan Wakil Presiden Jusuf Kalla ke Nusa Tenggaran Barat akhir pekan lalu, dana desa yang disalurkan ke sebuah desa mencapai Rp 400 juta. Namun, dana tersebut digunakan untuk membangun jalan desa yang panjangnya hanya 670 meter.

"Jadi masalahnya ada di perencanaan penggunaan anggaran itu. Kalau soal dana desa, kami tidak 'against' soal itu," ujarnya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement