REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dua pejabat senior Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Senin (13/12) mengaku muak dengan pernyataan kebencian atau intoleransi khususnya terhadap umat Islam. Pernyataan diberikan dalam menanggapi serangan ekstremis yang menyudutkan Islam baru-baru ini.
Penasihat khusus untuk pencegahan genosida PBB Adama Dieng dan penasihat khusus untuk perlindungan warga sipil PBB Jennifer Welsh mengatakan, setiap pernyataan kebencian nasional, rasial atau agama merupakan hasutan diskriminatif.
Menurut keduanya, permusuhan maupun kekerasan dilarang oleh hukum hak asasi manusia internasional dan di banyak negara. "Kami mengecam penyebaran informasi yang keliru berbahaya dan disengaja maupun manipulasi ketakutan rakyat untuk kepentingan politik,’’ ujar dua pejabat itu seperti dikutip dari laman Daily Mail, Rabu (15/12).
Dieng dan Welsh mengutuk keras serangan ekstremis. Namun keduanya menggarisbawahi menghubungkan serangan tersebut dengan Muslim justru memicu diskriminasi. Mereka juga mengatakan, tokoh politik AS yang menyeru larangan Muslim masuk ke Paman Sam, merupakan hal yang tidak bisa diterima.