Selasa 15 Dec 2015 23:51 WIB

Tambah Headway Kereta, KCJ: Perlintasan Sebidang Harus Ditutup

Rep: C18/ Red: Bayu Hermawan
Sejumlah pengendara sepeda motor menerobos pintu palang perlintasan kereta api di Tanah Tinggi Jakarta, Rabu (9/12).
Foto: Republika/ Darmawan
Sejumlah pengendara sepeda motor menerobos pintu palang perlintasan kereta api di Tanah Tinggi Jakarta, Rabu (9/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT. KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) berencana menambah frekuensi waktu lintas kereta (Headway). Artinya, kereta yang melewati jalur KCJ, terutama lintas Bogor, bisa melintas sekitar tiga menit sekali.

Juru Bicara PT KCJ Eva Khairunisa mengatakan penambahan perjalanan kereta memang dilakukan terus menerus secara konsisten. Sehingga, katanya, bukan tidak mungkin commuter line bakal melintas setiap tiga menit sekali.

"Itu memang sudah menjadi program kami di KCJ," jelas Eva Khairunisa kepada Republika.co.id di Jakarta, Selasa (15/12).

Namun, Eva mengatakan penambahan headway tersebut juga bergantung pada kesiapan infrastruktur penunjang kereta api. Misal, kata Eva, penambahan lintas ganda yang memisahkan jalur KCJ dengan KRL.

"Kalau itu selesai persimpangan di Manggarai semakin sedikit dan jumlah kereta bisa ditambah," katanya.

Sementara, penambahan headway tersebut artinya perlintasan kereta akan semakin padat. Hal ini berpotensi pada meningkatnya kecelakaan di perlintasan kereta api, terlebih perlintasan sebidang.

Eva mengatakan semakin banyak kereta maka palang pintu kereta di perlintasan sebidang semakin lama waktu menutupnya. Sehingga idealnya, kata Eva, perlintasan sebidang itu itu gak boleh ada.

"Harus diberikan Flyover atau Underpass," katanya.

Sementara, Humas PT KAI Bambang Setyo Prayitno mengaku perlintasan sebidang sebenarnya harus ditutup. Namun penutupan tersebut haru disepakati antara Dinas Perhubungan (Dishub) Pemerintah Daerah serta pemerintah pusat.

"Berdasarkan amanat UU harusnya perlintasan tidak dibuat sebidang dan perlintasan liar harus ditutup, karena kaitannya dengan keselamatan manusia," jelasnya.

Penutupan perlintasan sebidang, terlebih yang telah memiliki flyover atau underpass idelanya ditutup. Namun, kata Bambang, karena beberapa alasan semisal menghindari kemacetan perlintasan tersebut masih dibuka.

"Padahal kemacetan nggak akan selesai karena pertumbuhan kendaraan dan jalan tidak seimbang," ujarnya.

Meski mengatakan perlintasan sebidang harus segera ditutup, namun menurutnya hal itu tidak bisa dilakukan sembarangan karena harus dibuat dulu rekayasa lalu lintasnya.

Bambang mengatakan pengurangan jumlah kecelakaan di perlintasan kereta api tidak hanya dari pemerintah saja. Katanya pengguna jalan raya juga memiliki andil karena pemerintah telah membangun berbagai rambu yang seharusnya dipatuhi demi keselamatan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement