Rabu 16 Dec 2015 13:56 WIB

Festival Sastra Islam Nusantara Digelar di Makassar

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Andi Nur Aminah
Film Ketika Mas Gagah Pergi, salah satu karya yang meramaikan Festival Sastra Islam Nusantara di Makassar.
Foto: ist
Film Ketika Mas Gagah Pergi, salah satu karya yang meramaikan Festival Sastra Islam Nusantara di Makassar.

REPUBLIKA.CO.ID,  MAKASSAR -- Kota Makassar tengah menggelar kegiatan sasta bertaraf nasional, yaitu Festival Sasta Islam Nasional (FSIN) 2015. Acara yang pertama kali digelar di Indonesia ini dilaksanakan selama empat hari di empat kampus berbeda.

Untuk pembukaan, kampus Universitas Islam Makassar (UIM) terpilih menjadi tuan rumah. Pada hari pertama, Rabu (16/12) kegiatan diramaikan dengan peluncuran enam buku dari enam penulis berbeda.

Mereka adalah Habiburrahman El Shirazy dengan buku Ayat-Ayat Cinta 2, Edi Sutarto dengan karyanya Metamorfosis Kura-kura, Sinta Yudisia dengan Cinta x Cinta = Cinta 2 , Syamril melalui karyanya Spiritual Profesional', serta Fitrawan Umar dengan bukunya Yang Sulit Dimengerti Adalah Perempuan. Satu buku lain ditulis oleh Antologi Forum Lingkar Pena (FLP) Sulawesi Selatan (Sulsel).

Di hari kedua, Kamis (17/12), kegiata FSIN 2015 akan digelar di kampus Universitas Negeri Makassar (UNM). Dalam kegiatan ini akan digelar bedah buku Metamorfosis Kura-Kura dari Edi Sutarto dan Rektor UNM. Terdapat juga workshop menulis travelling dari Rahmadiyanti Rusdi.

Selain di kampus UNM, kegiatan di hari kedua akan dilakukan di SMAN 8 Makassar, dengan talkshow psikologi remaja Cinta x Cinta = Cinta2. Ada juga pementasan teater dan diskusi 'Mencari Senyuman' karya Helvy Tiana Rosa di Sekolah Islam Athirah Kajaolalido.

Di hari ketiga, Jumat (18/12), panitia akan menyajikan talkshow film Ketika Mas Gagah Pergi di Pesantren Darul Istiqamah. Ada juga seminar 'Islam, Media dan Ghazwul Fik' di Kantor Redaksi Amanah.

Penutupan FSIN, Sabtu (19/12) bakal dilakukan di kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI) serta Unhas. Di Unhas akan disajikan talkshow 'Sasta Islam dan Kearifan Lokal' yang dipandu Sinta Yudisi, Nunding Ram dan Basri Fajar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement