Petugas mennggunakan alat Electronic Distance Measurement (EDM) mengamati perkembangan fisik Gunung Bromo akibat erupsi di Pos Pantau Pengamatan Gunung api Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, Rabu (16/12). (Antara/Ari Bowo Sucipto) (FOTO : Antara/Ari Bowo Sucipto)
Petugas mengamati erupsi Gunung Bromo menggunakan kamera infra merah di Pos Pantau Pengamatan Gunung api Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, Rabu (16/12). (Antara/Ari Bowo Sucipto) (FOTO : Antara/Ari Bowo Sucipto)
Petugas mennggunakan alat Electronic Distance Measurement (EDM) mengamati perkembangan fisik Gunung Bromo akibat erupsi di Pos Pantau Pengamatan Gunung api Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, Rabu (16/12). (Antara/Ari Bowo Sucipto) (FOTO : Antara/Ari Bowo Sucipto)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, PROBOLINGGO -- Petugas menggunakan alat Electronic Distance Measurement (EDM) mengamati perkembangan fisik Gunung Bromo akibat erupsi di Pos Pantau Pengamatan Gunung api Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, Rabu (16/12).
Sejak dinaikkan statusnya menjadi Siaga (Level III) Gunung Bromo tercatat melontarkan material debu vulkanik setinggi 1.000 meter dan gempa tremor yang terus meningkat hingga 12 milimeter.
Advertisement