REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia mendesak Montenegro untuk menggelar referendum sebelum memutuskan bergabung dengan NATO atau tidak, Rabu (16/12). Menteri luar negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan hanya kurang dari setengah populasi yang mendukung keanggotaan di NATO.
Zakharova mengatakan ada jurang terjal diantara masyarakat Montenegro terkait hal tersebut. "Kita berbicara tentang krisis politik internal yang dibarengi dengan protes," katanya, dikutip BBC.
Rusia keras memperingatkan bahwa mereka tidak sepakat dengan keanggotaan Montenegro di NATO. "Rakyat Montenegro lah yang harus bersuara dalam referendum," katanya. Ini dinilainya akan menjadi manifesto demokrasi bagi negara.
Sebelumnya Rusia sempat mengancam akan melakukan aksi balasan tanpa menjelaskan lebih lanjut. Pada Sabtu lalu, Ribuan pengunjuk rasa menggelar pawai menolak keanggotaan Montenegro di NATO. Sebagian besar adalah blok pro Rusia.
Banyak orang menganggap NATO adalah penyebab peperangan. Mereka juga masih teringat dengan sejarah NATO mengebom Serbia dan Montenegro pada 1999. Montenegro dan Serbia saat itu masih bagian Yugoslavia sebelum Montenegro memerdekakan diri pada 2006.
Ini akan menjadi ekspansi pertama NATO di Eropa timur sejak Albania dan Kroasia pada 2009. Sekjen NATO Jens Stoltenberg menggambarkan undangan ini sangat bersejarah.