Rabu 16 Dec 2015 22:37 WIB

Kedubes Palestina Pamerkan Foto Yerusalem dari Masa ke Masa

Kota Tua Yerusalem, lokasi Masjid Al-Aqsa berada.
Foto: AP
Kota Tua Yerusalem, lokasi Masjid Al-Aqsa berada.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  --  Kedutaan Besar Palestina bekerja sama dengan Pusat Riset Sejarah, Seni dan Budaya Islam (IRCICA) Istanbul dan Galeri Nasional Indonesia menggelar pameran sebanyak 63 koleksi foto yang menampilkan pemandangan Al Quds atau Yerusalem dari masa ke masa.

"Warga di Indonesia belum banyak yang mengetahui tentang Yerusalem kecuali tentang kota ini memiliki Masjid Al Aqsa," kata Duta Besar Palestina untuk Indonesia Fariz Mehdawi pada pembukaan pameran foto 'Jerusalem: History and Civilization', di Galeri Nasional, Rabu (16/12).

Kota ini tidak hanya menjadi tempat untuk muslim saja, tetapi juga tempat ibadah untuk Nasrani, seperti Gereja Makam Kudus (Holy Sepulchre Church) yang terletak di seberang Masjid Al Aqsa, katanya.

Dubes Fariz mengatakan, Yerusalem saat ini berada dalam situasi yang sulit karena kependudukan Israel yang mencoba mengubah karakter, identitas dan demografi dari ibu kota Palestina tersebut.

Menurutnya, lewat foto-foto ini, pengunjung dapat melihat gelombang kolonialisasi di Yerusalem dan pemandangan ibu kota dari 300 sampai 400 tahun lalu sebelum Israel datang, yakni menggambarkan kota yang layak huni, menjanjikan dan beragam aktivitas kehidupan seperti perdagangan dan kebudayaan yang tumbuh di dalamnya.

Sebanyak 63 karya foto dari koleksi arsip IRCICA dipamerkan dan menggambarkan pemandangan Yerusalem selama periode akhir abad 19 sampai dengan awal abad 20.

Foto-foto ini telah diseleksi dari album Ottoman Sultan Abdulhamid II dan arsip IRCICA di Yildiz Palace, Istanbul.

Selain itu, ada sepuluh karya foto termasuk di antaranya diambil baru-baru ini oleh fotografer ternama Turki, Suleyman Gunduz.

Kepala Galeri Nasional, Tubagus Andre Sukmana mengatakan pameran ini akan memberikan pandangan baru bagi masyarakat Indonesia bahwa Yerusalem bukanlah sebatas kota yang sedang disengketakan dan dipenuhi peperangan dengan Israel, tetapi kota yang aman untuk dikunjungi.

"Karya yang dipamerkan ini merupakan rekaman dan arsip untuk mengenali Yerusalem dari kebudayaan masyarakatnya dan arsitektur, terutama Masjid Al Aqso yang menjadi daya tarik bagi muslim untuk berkunjung ke sana," kata Tubagus.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement