Kamis 17 Dec 2015 07:13 WIB

36 Jam Berlayar, Peserta Jelajah Nusantara 2015 Tiba di Kepri

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Winda Destiana Putri
 Pulau Serasan, Natuna, Kepulauan Riau.
Foto: Antara/Joko Sulistyo
Pulau Serasan, Natuna, Kepulauan Riau.

REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNG PINANG -- Setelah hampir 36 jam berlayar, peserta Jelajah Nusantara 2015 tiba di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau.

Rombongan menepi di Pelabuhan Kijang, Kepri pada Kamis (17/12) dini hari dari Pelabuhan Tanjung Priuk, Jakarta, Selasa (15/12).

Setibanya di Pelabuhan Kijang, rombongan akan melanjutkan perjalanan menuju Kantor Gubernur Kepri untuk melanjutkan acara Jelajah Nusantara lainnya. Dijadwalkan, peserta rombongan akan diterima Gubernur Kepri dan jajaran Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum (PolPUm) di Aula Gubernur Kepri.

Kemudian peserta akan diajak untuk mengunjungi masyarakat petani dan nelayan Pulau Bintan yang diberikan bantuan sosial oleh peserta Jelajah Nusantara.

Selanjutnya, peserta juga berkesempatan untuk mengunjungi Bintan Expo Center, yang menjadi rute terakhir di ibukota Kepri tersebut sebelum bertolak kembali ke Jakarta.

Jelajah Nusantara 2015, rute Tanjung Priuk-Tanjung Pinang tersebut merupakan kegiatan tahunan Dirjen Polpum Kementerian Dalam Negeri. Kegiatan yang diikuti peserta dari berbagai elemen mulai dari jajaran Polpum Kemendagri, Kesbangpol se-Indonesia, organisasi massa, dan mahasiswa tersebut, tahun ini mengambil tema 'Forum Pemantapan Wawasan Kebangsaan melalui Jelajah Nusantara 2015'.

Selama pelayaran, peserta dibekali wawasan kebangsaan melalui seminar dan diskusi oleh pemateri yang memiliki pakar di bidangnya masing-masing baik politik, ekonomi, budaya dan lainnnya.

Sebelumnya, pada pelepasan Dirjen Polpum Kemendagri Sudarmo mengatakan jelajah nusantara kali ini mengunjungi wilayah perbatasan negara. Hal ini untuk memahami persoalan persoalan masyarakat, pembangunan serta wawasan kebangsaan secara keseluruhan, khususnya di wilayah strategis.

"Karena perbatasan ini wilayah yang strategis dalam kesatuan konsep pemerataan pembangunan," ujar Sudarmo saat pelepasan di Lapangan Kantor Kemendagri, Jakarta belum lama ini.

Apalagi, disadari posisi wilayah Indonesia yang berbentuk kepulauan dan juga sebagian besar wilayahnya adalah kelautan yang merupakan kunci perdagangan dunia dan transportasi laut antar negara.

"Sehingga, penting untuk menyadari posisi tersebut, untuk kemudian kita tekankan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement