REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kurs dolar AS melemah terhadap sebagian besar mata uang utama pada Rabu (16/12), (Kamis (17/12) pagi WIB), menyusul keputusan bank sentral, Federal Reserve menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam sembilan tahun.
Bank sentral AS memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, menandai berakhirnya era pelonggaran kebijakan moneter yang luar biasa. Mengingat peningkatan yang cukup besar dalam pasar tenaga kerja tahun ini dan bahwa pihaknya cukup yakin bahwa inflasi akan naik, bank sentral memutuskan untuk menaikkan kisaran target suku bunga federal funds menjadi 0,25-0,5 persen.
Menurut pernyataan itu, mengingat kekurangan inflasi saat ini dari target bank sentral dua persen, The Fed mengharapkan bahwa perkembangan kondisi-kondisi ekonomi akan menjamin kenaikan "hanya bertahap" pada suku bunga acuannya. Para analis mengatakan kalimat The Fed yang mengisyaratkan bahwa ia akan mengikuti kecepatan kenaikan suku bunga secara bertahap membebani indeks dolar AS, greenback.
Indeks dolar AS, yang mengukur kurs terhadap enam mata uang utama, turun 0,28 persen menjadi 97,940 pada akhir perdagangan. Pada akhir perdagangan di New York, euro naik menjadi 1,0968 dolar AS dari 1,0918 dolar di sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,5054 dolar AS dari 1,5043 dolar pada sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,7253 dolar AS dari 0,7195 dolar.
Dolar AS dibeli 121,89 yen Jepang, lebih tinggi dari 121,76 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9835 franc Swiss dari 0,9903 franc Swiss, dan naik ke 1,3773 dolar Kanada dari 1,3729 dolar Kanada. (Baca juga: Bursa AS Melesat Setelah The Fed Naikkan Suku Bunga)