REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang Ahmad Atang memprediksi, Partai Golkar akan mengalami ketegangan baru pascamundurnya Setya Novanto dari Ketua DPR.
"Saya melihat, Golkar akan mengalami ketegangan lagi untuk menentukan pengganti Setya Novanto, setelah mundur dari kursi Ketua DPR," kata Ahmad Atang, Kamis (17/12).
Setya Novanto mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ketua DPR RI periode 2014-2019. Surat pengunduran diri Novanto diberikan melalui Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD), Sufmi Dasco Ahmad pada Rabu (16/12) malam.
Menurut Ahmad Atang, dualisme yang melilit Golkar akan menjadi lahan rebutan, antara kubu Agung Laksono dan Aburizal Bakrie untuk menentukan siapa yang layak menggantikan Novanto dari kubunya masing-masing.
Kedua kubu sedang memasang kuda-kuda, walaupun diakui kubu ARB boleh menang di pengadilan, namun belum memiliki kewenangan apapun sebelum ada perubahan SK dari Menkumham.
"Ini akan menjadi babak lanjutan konflik di internal Partai Golkar," katanya.
Namun, jika penentuan ketua disepakati kembali ke Golkar, maka akan menimbulkan problem organisasional Golkar yang justru akan menghambat pergantian Ketua DPR.
"Karena itu, perlu ada pertimbangan secara matang sebelum memutuskan mekanisme pemilihan ketua pengganti Novanto," katanya.
(Baca juga: Pengganti Novanto Harus dari Golkar)