REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bali dikenal sebagai pulau yang kental akan nuansa religi Hindu. Meski demikian, umat Muslim yang menjadi minoritas di pulau itu tetap membutuhkan masjid sebagai sarana ibadah.
Anggota DPD RI, Arya Wedakarna mengatakan, dulu, masyarakat Muslim di Bali melakukan pembangunan masjid dengan menerapkan akulturasi yang baik. Akulturasi itu ditunjukan melalui desain masjid yang menyerupai pura.
"Namun, belakangan, desain pembangunan masjid mulai bergeser," ujar dia saat melakukan kunjungan ke Republika.co.id di Jakarta Selatan, Kamis (17/12).
Hal itu kemudian menimbulkan kesan mulai lunturnya akulturasi di Pulau Dewata itu. Senator dari Bali tersebut mengatakan, masyarakat Bali merupakan masyarakat yang sangat sensitif dengan hal-hal yang berkaitan dengan isu budaya dan keagamaan.
"Hal-hal sepele seperti desain saja sudah menjadi perhatian bagi masyarakat," ujarnya.
Ia berharap, agar kerukunan umat beragama dapat tetap terjaga, maka prinsip akulturasi harus dapat dipertahankan. Menurut dia, kini desain masjid di Bali lebih banyak mengadopsi desain dari Timur Tengah yang berbentuk kubah.