Jumat 18 Dec 2015 06:13 WIB

Perubahan Iklim Diduga Sebabkan Penurunan Jumlah Burung

Rep: C34/ Red: Yudha Manggala P Putra
Seekor burung pelikan bertengger membayangi bulan penuh.
Foto: David Gray/Reuters
Seekor burung pelikan bertengger membayangi bulan penuh.

REPUBLIKA.CO.ID, KASHMIR -- Para pakar satwa liar mempersalahkan perubahan iklim dan pembangunan perkotaan yang serampangan sebagai faktor berkurang drastisnya jumlah burung. Mereka mengatakan, beberapa tahun belakangan jumlah burung yang tiba di Kashmir setelah bermigrasi dari Eropa Utara dan Jepang sangat sedikit.

Burung berwarna-warni seperti whooper swan, stiff-tailed duck, dan cotton teal belum terlihat di daerah tersebut selama beberapa tahun terakhir. Sebuah studi ilmiah yang dilakukan mantan pengawas binatang liar Mohammed Shafi Bacha menghitung hanya tertinggal 18 dari 28 spesies yang biasa bermigrasi tiga dekade lalu.

"Angka-angka burung telah berfluktuasi selama bertahun-tahun, tapi sekarang ada penurunan yang stabil," kata Bacha.

Sementara, penghitungan resmi pihak berwenang menunjukkan, selama musim dingin tahun 2009 hingga 2010, lebih dari satu juta burung mengunjungi lahan basah Kashmir. Tahun lalu, mereka menghitung lebih dari setengah jumlah tersebut.

Sejumlah faktor yang diduga menyebabkan hal itu antara lain pembangunan tak terkendali, melimpahnya sampah, dan iklim Himalaya yang berubah-ubah. Bacha menyerukan upaya mendesak dan besar untuk menghidupkan kembali cadangan lahan basah ini untuk melindungi burung-burung.

Para ilmuwan mengatakan atmosfer bumi sudah menghangat rata-rata 0,7 derajat Celsius pada abad terakhir, akibat pelepasan gas rumah kaca yang memerangkap panas seperti karbon dioksida. Tapi suhu meningkat lebih cepat di tempat yang tinggi seperti Himalaya.

Suhu Kashmir sendiri telah menjadi lebih hangat 1,3 derajat Celsius pada abad lalu. Hal itu membuat pola musim bergeser dan lebih sering turun hujan alih-alih salju.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement