Jumat 18 Dec 2015 15:27 WIB

Setya Novanto Menangis Saat Beri Pidato Perpisahan

Rep: Agus Raharjo/ Red: Bayu Hermawan
Politikus Golkar Setya Novanto (tengah) usai membacakan pidato pengunduran dirinya sebagai Ketua DPR pada sidang paripurna di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (18/12).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Politikus Golkar Setya Novanto (tengah) usai membacakan pidato pengunduran dirinya sebagai Ketua DPR pada sidang paripurna di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (18/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Ketua DPR RI, Setya Novanto diberi kesempatan berpidato setelah resmi mengundurkan diri dari jabatannya.

Pimpinan rapat paripurna penutupan masa sidang DPR, Fadli Zon memberi waktu khusus agar Setya Novanto dapat berpidato menyampaikan perihal pengunduran dirinya di hadapan seluruh anggota DPR.

Dalam pidatonya, Setya Novanto menyatakan berterima kasih pada seluruh anggota DPR yang sudah berkerjasama dengan dia sejak menjabat sebagai Ketua DPR RI.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar itu menceritakan perihal pengunduran dirinya melalui surat yang disampaikan kepada pimpinan DPR dengan tembusan ke pimpinan Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD).

Akhirnya, surat pengunduran dirinya dibacakan oleh Ketua MKD, Surahman Hidayat tanggal 16 Desember lalu. Sejak pengunduran dirinya sebagai Ketua DPR, Setya Novanto mengaku akan tetap menjalankan tugas-tugas kedewanan karena masih tercatat sebagai anggota DPR RI.

Novanto mengungkapkan, pengunduran dirinya sebagai bentuk penghormatan pada seluruh rakyat Indonesia. Dia mengakui selama menjabat sebagai Ketua DPR, banyak dinamika yang terjadi di internal DPR.

Namun, hal itu harus disikapi secara bijaksana. Sebab, sikap inilah yang perlu dilandaskan menjadi dasar untuk menjaga harkat dan martabat DPR.

"Prinsip tersebut saya pegang sejak menjadi Ketua DPR," ujarnya di sidang paripurna DPR RI, Jumat (18/12).

Novanto juga menyampaikan permintaan maafnya pada seluruh pihak di lembaga legislatif. Dengan harapan, kedepan, lembaga DPR mampu menyongsong kerja yang lebih baik lagi.

Salah satu yang menjadi konsentrasinya selama menjabat sebagai Ketua DPR adalah cita-cita membangun parlemen yang modern.

Konsep parlemen modern telah disusun sejak Setya Novanto menjabat. Dalam cita-citanya, parlemen modern ingin merepresentasikan kedekatan antara anggota dewan dengan rakyat.

"Parlemen modern juga diciptakan untuk transparansi dan ada program pengawasan parlemen serta penguatan sistem DPR kita," katanya.

Ia juga berterima kasih pada seluruh anggota DPR yang sudah bekerjasama dengannya untuk mewujudkan adanya staf khusus DPR. Mantan fraksi Partai Golkar ini juga berharap Ketua DPR yang baru dapat bekerjasama dengan lembaga lainnya.

Dia mengakui selama memimpin lembaga legtislatif ini banyak hal yang tidak sempurna. Namun, dirinya akan tetap berada di DPR untuk memerjuangkan kepentingan rakyat. Dalam pidato yang dilakukan dengan khitmad di depan anggota DPR, Setnov berharap kejadian yang menimpanya tidak dialami oleh penggantinya.

"Mudah-mudahan ini hanya terjadi pada saya, tidak terjadi pada anggota lainnya. Sekali lagi apa yang saya lakukan akan saya pertanggungjawabkan, baik pada seluruh masyarakat, bangsa dan Allah SWT," ujar Setya Novanto yang sempat terdiam beberapa saat menahan tangis.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement