REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Massa Solidaritas Untuk Pergerakan Aktifis Indonesia (Suropati), melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor PT Freeport Indonesia, di Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (18/12) sore.
Dalam aksinya, massa yang terdiri dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Mpu Tantular, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Jakarta Pusat dan Utara, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), BEM Perbanas dan Jaringan Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ), menuntut kepada pemerintah untuk segera melakukan nasionalisasi aset terhadap kekayaan alam Indonesia yang selama ini dikuasai PT Freeport.
“Segera lakukan nasionalisasi aset PT Freeport di Indonesia dan harus dikelola oleh bangsa kita sendiri,” kata Koordinator Suropati Aditya Iskandar, dalam keterangannya.
Aditya menjelaskan, nasionalisasi merupakan harga mati demi menyejahterakan rakyat Indonesia. Sebab, selama 48 tahun Freeport beraktivitas di Indonesia, telah mengeruk berbagai mineral yang terkandung di tanah Papua untuk kemewahan warga Amerika Serikat.
“Tambang emas, tembaga dan perak di bumi Papua dirampok habis selama 48 tahun oleh PT Freeport. Mereka merampok habis untuk membangun gaya hidup mewah kota New York dan kota besar lain di Amerika. Jadi, nasionalisasi aset Freeport harga mati untuk kesejahteraan Indonesia,” ucap dia.
Menurut dia, kemewahan yang dibangun di Amerika merupakan sebuah ironi. Karena, Papua tempat dimana lokasi tambang emas itu berada, malah menjadi provinsi yang miskin dan tertinggal.
“Kita dibodohi oleh bangsa Amerima lewat kontrak karya untuk merampok tambang emas kita, hanya demi kemakmuran kota-kota di Amerika. Di sisi lain, kita saksikan Papua, dimana lokasi tambang itu berada masih miskin dan tertinggal,” ujar dia.