REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rombongan Jelajah Nusantara 2015 Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum (Polpum) Kementerian Dalam Negeri tiba kembali di Pelabuhan Tanjung Priuk, Jakarta, Sabtu (19/12). Kedatangan rombongan sekaligus mengakhiri pelayaran dalam acara forum pemantapan wawasan kebangsaan melalui jelajah nusantara 2015.
Pelayaran tersebut berlangsung selama lima hari lima malam pada 15-19 Desember 2015 dengan menggunakan KM Umsini, rute Tanjung Priok-Tanjung Pinang (Kepulauan Riau)-Tanjung Priok.
Rombongan yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat selain internal Kemendagri, seperti jajaran Kesbangpol daerah, organisasi masyarakat, swasta dan juga mahasiswa, dibekali wawasan kebangsaan selama pelayaran.
Mulai dari seminar, diskusi, pemutaran film bertema kebangsaan menghiasi perjalanan menuju Tanjung Pinang. Rombongan juga diperkenalkan rute lautan jelajah nusantara dari Tanjung Priok-Tanjung Pinang, dengan hamparan yang begitu luas.
Saat di Tanjung Pinang, peserta Jelajah Nusantara diperkenalkan mengenai kondisi geografis Kepulauan Riau yag notabene wilayah provinsi kepulauan, sekaligus juga wilayah perbatasan.
Ini pula, menurut Sekretaris Jenderal Ditjen PolPum Kemendagri Budi Prasetyo yang mewakili Dirjen Polpum Sudarmo menjadi alasan Kepulauan Riau dipilih sebagai tujuan Jelajah Nusantara kali ini. Sebagai wilayah strategis yang berbatasan dengan negara tetangga, peserta diajak untuk mengetahui kondisi kebangsaan masyarakat di perbatasan.
"Negara begitu besarnya, perjalanan ke sini, nggak ada apa-apanya, makanya kenapa jelajah nusantara ini memakai wawasan kebangsaan," ujarnya.
Ia juga mengungkapkan harapannya kepada peserta Jelajah Nusantara 2015 untuk memelihara betul wawasan kebangsaan yang selama didapat dalam perjalanannya tersebut. Menurutnya, negara yang begitu besar tanpa campur tangan bangsanya sendiri tentu tidak akan terbangun dengan baik.