Ahad 20 Dec 2015 01:06 WIB

Protes Eksekusi, Satu Makam Pahlawan Hampir Dibongkar

Rep: C30/ Red: Indira Rezkisari
Taman Makam Pahlawan
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Taman Makam Pahlawan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga kompleks Zeni Mampang Prapatan, Jakarta Selatan berhasil membobol pertahan TNI dan satpam Taman Makam Pahlawan. Warga terus merangsek maju demi membongkar makam pahlawan, ayah mereka.

Dengan berkobar semangat dan cucuran air mata, warga melangkahkan kaki dengan yakin menuju salah satu makam. Makam pertama yang dipilih, Letda Dardji yang lahir pada 18 Juli 1924 dan wafat pada 16 Mei 1987.

Seorang wanita bergaun hitam dan kerudung hitam langsung bersimpuh dan memeluk makam ayahnya, Letda Dardji. Wanita yang biasanya datang untuk berkirim doa kali ini darang untuk membongkar makam ayahnya sendiri.

"Bapak sudah tidak dihargai lagi oleh mereka, anak-anak bapak diancam, mereka membuat ketakutan anak-anak bapak," katanya, diiringi tangis.

Seolah melepaskan rindu, mengadukan beban dan ketakutannya, wanita itu tidak mau melepaskan pelukannya pada batu nisan Letda Dardji. Ayahnya tersebut telah tiada sejak 28 tahun silam sebagai pahlawan dan pejuang dalam perang Timor Leste.

Dengan amuk bercampur kekecewaan, wanita itu terus mencoba mencabut  batu nisan ayahnya. Warga yang lain berusaha untuk menahan, karena ada intruksi dari pimpinan.

Namun karena belum juga ada kabar dari Kodam Jaya, akhirnya warga mengangkat batu nisan dan kijing atau batu penutup makam. Dan tangis wanita tersebut semakin menggeru, di atas tanah merah ayahnya.

 

"Letda Dardji adalah pahlawan yang menerima bintang Gerilya sebagai pejuang Timor Timur," ujar Mantan TNI, Mayjen Samsudin di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, Sabtu (19/12).

Samsudin mengatakan, dia saja belum tentu saat meninggal nanti akan dimakamkan di tempat kehormatan dan mendapat gelar pahlawan. Artinya, tidak sembarangan orang dihormati dan dianggap berjasa oleh negara.

Namun, kenapa seorang yang sudah mendapatkan gelar pahlawan justru diperlakukan seperti ini. Samsudin menegaskan, jika tanah yang ditempati oleh anak -anak pahlawan ini adalah tanah hasil jerih payah ayahnya, bukan tanah hasil korupsi.

Warga kompleks Zeni Mampang mencoba membongkar makam di Taman Makam Pahlawan sebagai bentuk protes. Mereka sebelumnya diminta keluar dari kediaman mereka di kompleks Zeni.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement