Ahad 20 Dec 2015 02:36 WIB

Anggota KPK Diminta tak Jadi Burung Merak Sendiri

Rep: C30/ Red: Indira Rezkisari
Pimpiinan KPK periode 2015-2019.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Pimpiinan KPK periode 2015-2019.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi III DPR RI, Dwi Ria Latifa, mengatakan selama ini hampir di setiap lembaga yang akan terlihat menonjol adalah pemimpinannya. Sedangkan, anggota yang lain yang juga bekerja seolah tidak terlihat.

Ria pun mengharapkan hal tersebut tidak lagi terjadi di KPK yang baru. Maka tidak juga dibutuhkan adanya perhitungan 100 hari kerja bagi pimpinan baru.

Menurut ia, yang pertama dilakukan oleh pimpinan terpilih adalah konsolidasi dan adaptasi dengan staf dengan pegawainya. Sehingga, pimpinan KPK tersebut sudah lebih dulu memahami siapa saja yang ada di tubuhnya.

"Dengan begitu ke depannya tidak lagi ada peristiwa saling sikut dalam lembaga sendiri," ujar Dwi Ria Latifa di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (19/12).

Komisioner dan staf harus dapat berkerja sama. Sehingga tubuh KPK tidak lemah dan mudah digoyahkan.

"Kolektif kolegial yang harus diutamakan, sehingga tidak menjadi burung merak sendiri dengan mereka yang ada di dalam," ujarnya lagi.

Karena menurut analisisnya, ketidakkompakan dalam internal justru akan membuat KPK mudah dilemahkan. Karena itu, menurut Ria perlu juga bagi KPK untuk bersinergi dengan kejaksaan dan kepolisian.  Sehingga tidak ada saling intip antarinstitusi untuk mencari kelemahan masing-masing. "Semoga KPK jilid empat ini dapat memberikan harapan baru," ujar Ria

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement