REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), PT Jasa Sarana, sudah memiliki rencana bisnis untuk tahun depan. BUMD milik Pemprov Jabar tersebut, akan memfokuskan proyek ke beberapa bidang usaha, di antaranya properti dan energi terbarukan.
"Properti, nilai investasinya belum dihitung detail. Tapi, ya sekitar Rp 600 miliar untuk total proyek properti," ujar Sekretaris Perusahaan Jasa Sarana, Bayu Trinoto di sela-sela acara CSR Jabar Bumi Kontruksi berupa pengobatan umum dan gigi gratis di Pesantren Nurul Amanah, Sabtu (19/12).
Menurut Bayu, pihaknya akan membangun properti dengan beberapa pengembangan yang sifatnya ramah lingkungan atau go green. Jadi, pihaknya akan membangun apartemen dengan ekosistem baru yang memperhatikan lingkungan sekitar dan konsep hijau.
"Kami akan membangun apartemen yang punya taman. Itu kan belum ada di Kota Bandung," katanya.
Rencananya, kata dia, lokasi apartemen tersebut akan berada di pusat kota Bandung. Segmennya, untuk masyarakat umum. Saat ini, semua perizinan sedang diproses. Tapi, tahapan persiapan pembangunannya sudah terus dilakukan termasuk, lahannya sudah siap.
Ketika ditanya mengapa Jasa Sarana, masih optimistis membangun apartemen ini walaupun kondisi ekonomi masih lemah, Bayu mengatakan, pihaknya percaya bisnis di properti ini masih potensial asalkan bisa menentukan segmen pasar dan memiliki diferensiasi.
"Kami kan yang pertama, di Kota Bandung membangun apartemen hijau. Ini, terobosan baru makanya kami yakin," katanya.
Selain membangun apartemen, kata dia, Jasa Sarana pun akan membangun pusat perkantoran di Kota Bandung. Nantinya, pusat perkantoran ini akan diisi oleh kantor BUMD Jabar sehingga, masyarakat bisa mudah mengenal semua BUMD milik Jabar.
"Kami berharap, dengan hadirnya pusat perkantoran BUMD di Jabar ini manfaatnya juga bisa dirasakan masyarakat," katanya.
Untuk energi terbarukan, kata dia, Jasa sarana akan berinvestasi di pembangunan listrik tenaga mini hidro. Lokasinya, di Sukabumi dengan nilai investasi sebesar Rp 130 miliar. Selain itu, pihaknya akan mengeksplorasi atau menginisiasi potensi mini hidro di daerah Garut. Nilai investasi, hingga selesai diprediksi sebesar Rp 130-135 miliar.
"Mini hidro yang di Sukabumi akan menghasilkan listrik sekitar 6,4 megawatt dan di Garut diprediksikan 5-6 megawatt karena baru inisiasi jadi belum pasti," katanya.