REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Para nelayan dihimbau untuk mewaspadai angin kencang yang memicu gelombang tinggi. Sejumlah kecelakaan pun menimpa nelayan dalam sepekan terakhir saat mencari ikan di laut.
''Di wilayah perairan utara Indramayu dan Cirebon, anginnya saat ini kencang,'' ujar Forecaster BMKG Stasiun Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Iziyn kepada Republika, Ahad (20/12).
Pria yang akrab disapa Faiz itu menyebutkan, kecepatan angin saat ini mencapai antara 8 - 25 knot atau 10 - 45 km per jam. Sedangkan tinggi gelombang berkisar 0,5 - 2,5 meter.
''Cuaca di perairan laut utara Indramayu dan Cirebon pun didominasi hujan lebat,'' terang Faiz.
Namun, lanjut Faiz, kondisi cuaca tersebut bersifat fluktuatif, atau cepat berubah-ubah sesuai kondisi atmosfer. Diprakirakan, angin kencang masih terus terjadi sampai seminggu kedepan dengan tinggi gelombang antara 0,5 - 2,5 meter.
Para nelayan setempat menyebut kondisi cuaca tersebut dengan istilah musim baratan. Pasalnya, datangnya musim hujan saat ini ditandai dengan angin kencang yang berhembus dari arah barat.
Faiz mengimbau, jika nelayan, terutama yang menggunakan kapal-kapal kecil, ingin pergi melaut, maka hendaknya melihat kondisi cuaca terlebih dulu. Jika memang angin bertiup kencang dan gelombang cukup tinggi, hendaknya tidak memaksakan untuk melaut.
Seperti diketahui, sedikitnya dua kali kecelakaan telah menimpa nelayan Indramayu saat mencari ikan di laut dalam sepekan terakhir. Kapal mereka terbalik hingga akhirnya tenggelam akibat diterjang gelombang tinggi.
Hal itu seperti yang menimpa KM Sumber Baru 5A, yang dihantam gelombang tinggi di perairan Brangbang, atau sekitar 40 mil dari dari lurusan Truntum, Kabupaten Indramayu, Senin (14/12). Beruntung, 17 nelayan yang merupakan nahkoda dan anak buah kapal (ABK) tersebut berhasil diselamatkan setelah sempat terkatung-katung beberapa jam di laut.
Dari 17 orang nelayan itu, dua orang berasal dari Rembang, Jateng, satu orang dari Ciasem, Subang dan 14 lainnya berasal dari Kabupaten Indramayu.
Peristiwa serupa juga menimpa nelayan asal Kabupaten Indramayu saat melaut menggunakan kapal KM Tawakal. Tujuh nelayan yang menjadi awak kapal itu awalnya berangkat dari perairan Muara Angke, Jakarta menuju perairan Karawang pada Senin (14/12).
Saat sedang mencari ikan di perairan Karawang, kapal yang dinahkodai Arga (45), warga Desa Pabean Udik Kecamatan Indramayu itu tiba-tiba dihempas gelombang tinggi hingga akhirnya terbalik. Mereka pun berusaha menyelamatkan diri dengan berpegangan pada benda-benda yang mengapung dan terus terseret arus laut.
Beruntung, empat orang nelayan naas itu akhirnya ditemukan oleh nelayan di sekitar perairan Krimun, Jepara, Jawa Tengah. Namun, tiga korban lainnya belum ditemukan.
Pemilik kapal Tawakal, Taryadi (50) mengatakan, kejadian itu murni musibah akibat faktor alam. ''Tapi semua tetap dalam tanggung jawab saya,'' tegas Taryadi, Sabtu (19/12).
Sementara itu, berdasarkan pantauan Republika di wilayah perkotaan Kabupaten Indramayu, dalam sepekan terakhir, angin kencang selalu bertiup setiap hari. Biasanya, angin kencang mulai bertiup siang hari sekitar pukul 12.00 WIB hingga malam hari.