REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Otoritas angkutan umum di Paris sedang menguji metode baru untuk memperketat keamanan dan mencegah serangan teror sebelum terjadi. Sistem baru akan menggabungkan 40.000 kamera pengintai, bersama dengan perangkat lunak yang dapat mendeteksi perilaku 'mencurigakan' dan menemukan benda mencurigakan yang tidak terdeteksi oleh pengawas.
Langkah ini dilakukan setelah serangan bom mematikan di Paris bulan lalu. Namun para pejabat mengatakan mereka juga harus menentukan 'penerimaan masyarakat' dari metode ini. pengawasan baru sedang diuji oleh agen keamanan SNCF Prancis untuk bisa menangkap seluk-beluk bahkan penyerangan secara terang-terangan.
Perangkat lunak ini melacak perubahan suhu tubuh, suara yang besar, dan gerakan, bersama dengan meningkatnya kecemasan. Tim keamanan juga bekerja sama dengan kamera yang dapat mendeteksi paket yang telah ditinggalkan terlalu lama.
"Kami sedang menguji orang yang berniat negatif, seorang penyerang," kata Sekretaris SNCF Stephane Volant dilansir dari Daily Mail.
Percobaan sepenuhnya didukung oleh hukum. Selain kamera, keamanan akan dipasang di stasiun Paris dan stasiun Lille, serta kereta api Thalys untuk transportasi lintas Eropa sebelum akhir bulan ini. Sekarang, penumpang yang akan naik kereta ini tidak harus melewati pemeriksaan keamanan, meskipun kereta api berkecepatan tinggi menghubungkan ke Paris, Lille, Brussels, Amsterdam, dan Cologne.
Agen keamanan SNCF juga segera diberikan izin untuk melakukan pengecekan keamanan dan mencari barang-barang penumpang. Undang-undang sedang mempertimbangkan untuk pelegalan metode ini.
Prancis bergitu berhati-hati terhadap keamanan sejak penembakan dan pemboman yang menewaskan 130 orang tewas di Paris bulan lalu. Sementara banyak dari langkah-langkah ini masih dalam proses pengujian, penumpang Thalys akan melewati gerbang keamanan untuk pertama kalinya, pada 20 Desember.
baca juga:
Kamera Ini Bisa Ambil Gambar Tembus Dinding
Samsung Patenkan Teknologi Kamera Masa Depan