Ahad 20 Dec 2015 11:36 WIB

Pemerintah Tasikmalaya Dinilai Belum Serius Kelola Sektor Pariwisata

Rep: C10/ Red: Winda Destiana Putri
Situ Sanghyang, Kabupaten Tasikmalaya
Foto: Septianjar Muharam
Situ Sanghyang, Kabupaten Tasikmalaya

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Kelompok masyarakat penggerak pariwisata (kompepar) menilai Kabupaten Tasikmalaya memiliki banyak potensi wisata yang belum tergarap.

Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya dan dinas terkait seharusnya lebih serius lagi dalam mengelola sektor pariwisata.

Sekretari FK Kompepar Kabupaten Tasikmalaya, Imam Mudofar mengatakan, keseriusan dan upaya pemerintah untuk mengembangkan potensi wisata di Tasikmalaya belum maksimal.

Ada banyak tempat yang memiliki potensi wisata tapi belum tergarap. Bahkan yang sudah tergarap juga belum terjaga.

"Objek wisata yang sudah tergali belum dirawat secara maksimal dan dinas terkait seperti tidak ada upaya untuk mengembangkan potensi wisata yang belum tergali," kata Imam kepada Republika, Ahad (20/12).

Imam menjelaskan, sebagi contohnya sungai di objek wisata Pamijahan yang terkenal. Saat ini sungai yang dulunya jernih telah tercemar karena banyaknya sampah. Memang warga sekitar juga ada yang membuang sampah ke sungai tersebut.

Tapi pemerintah tidak bisa menyalahkan warga. Kecuali kalau sudah ada upaya dari pemerintah untuk mengelola sampah di sana. Misalkan pemerintah sudah menyediakan bak sampah yang cukup.

Kalau dirata-ratakan, dalam sehari misalkan ada 100 pengunjung ke Pamijahan. Satu orang pengunjung membuang satu batang puntung rokok. Pengunjung juga membawa makanan dari luar yang dibungkus dengan plastik dan terkadang dibuang di tempat wisata.

Imam menegaskan, hal itu harusnya menjadi fokus perhatian dan dipikirkan pemerintah terutama dinas terkait. Bagaimana cara mengelola sampah di objek wisata.

Imam mengungkapkan, pemerintah selalu mengatakan alasan tidak terkelolanya potensi pariwisata karena infrastruktur yang belum baik. Padahal pembangunan infrastruktur membutuhkan waktu yang lama dan anggaran yang besar. Kalau alasannya infrastruktur masih bisa dimentahkan.

Sebagai contohnya, jalan ke Citumang objek wisata di Pangandaran tidak bagus. Begitu pula di Bangka Belitung yang terkenal sebagai negeri laskar pelangi infrastrukturnya belum begitu baik. Tapi banyak pengunjung yang datang ke objek wisata tersebut. Imam menegaskan, semua itu karena manajemen promisi objek wisata yang baik.

"Kalau sistem dan manajemen promosinya bagus dan kalau lokasinya menjual meski infrastruktur jelek pasti orang-orang akan tetap memburu objek wisata itu," ujar Imam.

Hal yang lebih memprihatinkan, menurut Imam, website untuk promosi sektor pariwisata tidak tergarap. Kalau memang tidak ada SDM yang bisa membuat dan mengelola website.

Padahal bisa mempekerjakan pihak ketiga. Tapi kalau tidak ada kemauan mengembangkan sektor pariwisata, tidak akan terwujud objek wisata yang berkelas dan menjadi daya tarik wisatawan di mancanegara.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement