REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini angkutan umum metromini sedang menjadi fokus perhatian pemerintah provinsi DKI Jakarta untuk diperbaiki. Muncul wacana untuk menghapus operasional semua metromini. Namun hal itu memperoleh pertentangan dari para pemilik metromini.
Salah satu pemilik armada metromini, Daus Sumantri mengakui jika semua penumpang tentunya ingin selamat ketika menggunakan armadanya. Ia sebetulnya juga merasa kesal ketika armada metromini miliknya terlibat kecelakaan.
Sebab ia akan merugi karena harus melakukan penggantian teknis metromininya yang rusak sekaligus mengganti kerugian korban metromininya. "Kan kalau ada kecelakaan ya saya juga rugi dong, apalagi kalau ada korban jiwa," katanya kepada Republika.co.id, Ahad (20/12).
Menurut pemilik tujuh armada metromini 72 rute Blok M-Lebak Bulus itu berharap perbaikan sistem transportasi kepada metromini dapat dilakukan secara jelas. Jika Gubernur DKI dan Kepala Dinas Perhubungan sudah menuntut perbaikan maka ia siap kooperatif dalam menjalankan kebijakan perbaikan itu.
"Kita bersedia ayo benahi metromini sama-sama. Bahkan kalau untuk gabung ke transjakarta ya saya juga siap," jelasnya.
Ia pun meminta Gubernur dan Kadishub untuk segera melaksanakan penataan. Sebab, dari sisi pemilik tentunya perbaikan metromini nantinya bisa membuat penumpang banyak yang naik. Sehingga keuntungannya pun akan menanjak lagi karena penumpang lagi takut naik metromini.
Sedangkan dari sisi supir, menurutnya supir membutuhkan pekerjaan jadi pastinya akan patuh saja pada aturan. "Kita minta untuk dibina bukan dibinasakan. Armada metromini ini warisan keluarga saya dan saya pikir supir pun mau dibina karena dia butuh penghasilan untuk membiayai keluarga," ujarnya.