Ahad 20 Dec 2015 13:19 WIB

Kabut Asap di Beijing Capai Level Paling Berbahaya

Rep: Gita Amanda/ Red: Dwi Murdaningsih
Kabut asap polusi di Beijing, Cina
Foto: AP
Kabut asap polusi di Beijing, Cina

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Sejumlah kendaraan dan pabrik di Beijing terpaksa berhenti beroperasi, Sabtu (19/12) . Ini dilakukan setelah kondisi kabut asap di kota tersebut mencapai level paling berbahaya. Dilansir laman BBC News, pemerintah telah mengeluaran empat tanda merah peringatan pada Jumat (18/12). Tanda merah empat pada sistem peringatan berarti mereka menghadapi kondisi paling serius.  

Gelombang kabut asap diperkirakan akan terus menutupi kota hingga Selasa (22/12) karena kurangnya angin yang berhebus kencang. Kondisi kabut asap berada di tingkat PM 2.5, yang merupakan partikel asap terkecil dan mematikan. Ini naik setinggi 303 mikrogram per meter kubik di beberapa bagian Beijing pada Sabtu. Kenaikan diperkirakan bisa mencapai 500 mikrogram per meter kubik dalam beberapa hari mendatang. Angka tersebut lebih 20 kali lipat dari yang dianggap aman oleh World Health Organization (WHO).

Teknologi 'Sapu Jagad' Ini Ubah Limbah Asap Jadi Pupuk Cair

Menurut data yang diterbitkan oleh Kedutaan Amerika Serikat di Beijing menunjukkan angka 261 mikrogram per meter kubik di distrik Chaoyang pusat Beijing pada Sabtu dini hari. Diperkirakan angka itu turun 139 mikrogram per meter kubik pada sore hari.

Municipal Environmental Monitoring Center Beijing mengatakan, kualitas udara secara keseluruhan ada di angka 104 mikrogram per meter kubik. Beberapa warga menyatakan di jejaring microblogging Weibo, bahwa kabut asap tak separah yang diperingatkan pemerintah. Mereka mengeluhkan tentang pembatasan penggunaan kendaraan.

Xiaomi Luncurkan Pembersih Udara

Sebelumnya pemerintah Cina telah menghadapi kritik keras karena tak mengeluarkan peringatan asap di level parah dengan lebih sering. Sistem peringatan asap empat tanda merupakan sistem baru yang diluncurkan dua tahun lalu. Tapi baru bulan ini Beijing mengeluarkan peringatan di level tertinggi.

Warga Beijing Ma Yunan mengatakan, saat ini pemerintah telah melakukan pekerjaannya dengan lebih baik. Di masa sebelumnya, menurut Ma Yunan, pemerintah tak akan mengeluarkan peringatan merah bahkan saat kondisi kabut sangat serius. "Sekarang mereka menerbitkan peringatan terlebih dahulu bagi kita, supaya kita siap dan peringatan juga sudah disertai beberapa langkah," ujar Ma Yunan kepada kantor berita Associated Press.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement