REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Front Pembela Islam (FPI) Munarman akhirnya angkat bicara terkait insiden di Purwakarta pada Sabtu (19/12) malam.
Munarman mengakui memang ada upaya gangguan pihak luar terhadap FPI pada saat acara pelantikan DPW FPI Purwakarta dan Tabligh Akbar yang disampaikan Ketua FPI Habib Rizieq.
"Tapi Alhamdulillah atas pertolongan Allah SWT, acara pelantikan DPW FPI Purwakarta dan Tabligh berjalan lancar," ujarnya kepada Republika.co.id, Ahad (20/12). Ia mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran acara tersebut.
Secara tegas Munarman mengatakan, kelompok massa yang berusaha mengganggu acara FPI pada malam kemarin di Purwakarta adalah kelompok pendukung kemusyrikan. Ia pun mengklaim pihak laskar FPI telah berhasil mengatasi hal ini secara baik.
Terkait informasi bentrok massa FPI, kembali ia mengklaim bentrokan tersebut hanyalah koar-koar gerombolan preman pro kemusyrikan. Mereka, kata dia, didukung media yang mengadu domba dengan maksud untuk menghadang dan menggagalkan Tabligh Akbar yang disampaikan Imam Besar FPI Habieb Rizieq.
"Ternyata hanya gertak sambal dan omong kosong tak bermakna. Seperti banci kena razia satpol PP," katanya.
Munarman pun menambahkan bahwa apa yang terjadi sebenarnya bukanlah bentrok massa. ''Nggak ada itu bentrok massa. Kalau bentrok massa, itu artinya ada dua massa besar yang bentrok. Lah, ini faktanya para preman itu gedor-gedor mobil jamaah lalu kabur ngacir,'' katanya.
Sebelumnya pada Sabtu (19/12) malam rombongan anggota FPI yang akan menghadiri acara pelantikan kepengurusan FPI Purwakarta, dan Tabligh Akbar dengan penceramah imam besar FPI, Habib Riezieq Shihab, di Purwakarta mendapat tentangan.
Mereka yang menolak kehadiran FPI dari massa Aliansi Masyarakat Sunda Menggugat (AMSM). Penolakan ini disinyalir dari pelecehan kata dalam bahasa Sunda yang diplesetkan oleh Habib Rizieq beberapa waktu lalu.