Ahad 20 Dec 2015 20:35 WIB

Nenek dan Cucu Ini Ditemukan Nelayan Berangkulan di Tengah Laut

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Nidia Zuraya
Tim SAR gabungan dan perahu nelayan melakukan pencarian korban kapal tenggelam (ilustrasi)
Foto: Antara/Seno
Tim SAR gabungan dan perahu nelayan melakukan pencarian korban kapal tenggelam (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- ‎Perlahan, Tim SAR berhasil melakukan evakuasi penumpang KM Marina 2B yang mengalami kecelakaan di sekitaran Teluk Bone. Sebanyak 35 penumpang berhasil dibawa ke dua pelabuhan. 31 penumpang di Pelabuhan Kolaka Utara dan empat di Pelabuhan Siwa. Empat orang yang berhasil dievakuasi di Pelabuhan Siwa merupakan korban yang pertama diketemukan.

Kejadian tenggelamnya KM Marina berawal saat ombak besar menghantam bagian depan kapal. Serbuan ombak tinggi yang datang menyerbu langsung membuat kapal goyah dan bagian kapal depan retak. Air yang masuk perlahan mulai menenggelamkan kapal.

"Sejak mulai tenggelam sore hari saya lupa jamnya. Saya sama cucu (Rafli) mulai mengambil jaket pelampung karena disuruh orang kapal," ujar Berta ketika terbaring di RS Siwa, Ahad (20/12).

Sejak mengetahui kapal perlahan masuk ke dalam laut, semua penumpang mulai‎ bergeser ke dek belakang untuk menghindari kapal yang tenggelam. Semakin lama, semakin bertumpuk di bagian belakang. Satu persatu penumpang yang ketakutan langsung loncat ke Laut dengan pelampungnya masing-masing. "Saya juga takut. Jadi saya ajak cucu saya langsung loncat saja," kata Berta.

‎Ketika berada di tengah laut, awalnya Berta tidak hanya bersama cucunya. Dia bedekatan juga dengan yang lainnya. Namun karena ombak yang sangat besar mengantam mereka, Berta hanya bisa berpegangan erat dengan keponakannya. 

Terhempas ke segala arah, Berta yang hanya memeluk jaket pelampung tanpa memakainya terus memeluk erat Rafli. Rafli yang berumur 4 tahun pun terus mendekap sang nenek dengan amat kencang.

Setelah cukup lama di Lautan sekitar 13 Jam, lanjut Berta, dia melihat secercah cahaya‎ dari jarak sekitar 50 meter. Namun dirinya mengira bahwa itu lampu biasa yang disimpan ditengah laut untuk menandai tangkapan ikan. Tapi saat melihat cahaya tersebut semakin banyak, Berta langsung berteriak meminta bantuan karena yakin cahaya itu pasti dari kapal nelayan.

"Saya teriak tapi nggak terdengar, saya coba mendekat memanfaatkan ombak, setelah dekat saya teriak lagi sekuat tenaga, baru ada respon dari nelayan ketika melihat saya dan cucu saya,"jelas Berta.

Nelayan yang mendekat mencoba melemparkan perahu kecil. Sayang Berta tidak bisa menaikan cucunya untuk ditarik nelayan. Akhirnya para nelayan melemparkan seutas tali kepada Berta yang kemudian ditarik nelayan hingga naik ke atas kapal.

Di atas kapal, sejumlah nelayan memberikan makanan dan pakaian kepada Berta dan cucunya. Berta pun terus merangkul cucunya agar badan sang buah hati ini tetap hangat hingga merapat ke Pelabuhan Siwa.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement