REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekitar 200 demonstran berkumpul di markas dan kantor kampanye Donald Trump di Trump Tower, Kota New York, pada Ahad (20/12). Mereka menuduh kandidat calon Presiden AS dari Partai Republik tersebut penganut fasisme dan rasisme atas berbagai ide rasial dan larangan bagi Muslim memasuki AS.
"Say no to fascism, say no to Trump!" kata para Demonstran sambil mengusung plakat penolakan terhadap Trump di luar halaman gedung Trump Tower yang juga pusat kerajaan bisnis real estat dan markas kampanyenya.
Pada demonstran ini dari berbagai kelompok dan golongan, termasuk Muslim dan para imigran Meksiko. Demonstran Muslim melakukan shalat di luar gedung Trump Tower sebagai bagian dari protes. Sedangkan, demonstran Meksiko memberikan dukungan terhadap aksi demonstran Muslim tersebut.
"Kami memulai protes ini sejak Juli, ketika Trump mulai merendahkan komunitas imigran Meksiko sebagai pengedar narkoba, para kriminal, dan pencuri," kata salah satu demonstran dari imigran Meksiko, Jaime Gonzalez (34 tahun), seperti dilansir AFP, Senin (21/12).
"Hari ini kita di sini karena penyataan serangan oleh Trump terhadap komunitas Muslim," katanya.
Di tengah demonstran anti-Trump pada Ahad siang, di tempat yang hampir berdekatan, terdapat sekelompok kecil demonstran tandingan yang memberikan dukungan terhadap Trump.
Popularitas Trump beberapa bulan lalu meningkat bukan karena kualitas, namun karena pernyataan kontroversial dan rasialnya terhadap imigran Meksiko, Muslim, dan kelompok marginal lainnya. Namun, aksi Trump ini belakangan menjadi bumerang yang merusak citra dirinya sebagai kandidat calon presiden dan internal Partai Republik.