REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Jumlah penduduk yang hilang setelah longsor di kota selatan Cina, Shenzhen terus bertambah, Senin (21/12). Kini jumlahnya menjadi 91 orang dari sebelumnya diberitakan 59 orang.
Media pemerintah mengatakan longsor terjadi ketika gundukan besar limbah konstruksi runtuh pada Ahad (20/12). Longsor dikabarkan mengubur lebih dari 30 bangunan dan memicu ledakan gas di lokasi industri.
Lebih dari 1.500 pekerja terlibat dalam aksi penyelamatan. Pipa gas yang berada di wilayah juga terimbas hingga menyebabkan ledakan.
Wakil kepala Biro Keamanan Publik Shenzhen, Ren Jiguang mengatakan, sebagian besar warga telah dievakuasi terlebih dahulu. Sekitar 900 orang dievakuasi sebelum bahaya longsor terjadi.
Presiden Xi Jinping dan Perdana Menteri Li Keqiang memerintahkan upaya penyelamatan segera. Dewan Negara atau kabinet mengirim sebuah kelompok kerja untuk mengkoordinasikan upaya penyelamatan yang melibatkan hampir 100 truk pemadam kebakaran, anjing pelacak, drone, dan peralatan lainnya.