REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Puluhan guru honorer madrasah se-Jawa Barat menggelar aksi unjuk rasa di Kantor Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat, Jalan Sudirman, Kota Bandung, Senin (21/12).
Aksi ini ditujukan dalam rangka menuntut tunjangan profesi guru (TPG) bagi honored madrasah yang tidak kunjung dicairkan.
Pengunjuk rasa berdemo karena berbulan-bulan TPG masih ditunggal pembayarannya oleh Kemenag Provinsi Jawa Barat. Tunggakan di setiap kota/kabupaten beragam antara 3-12 bulan.
Koordinator aksi Yanyan Herdiyan mengaku aksi ini digelar sebagai bentuk protes menuntut transparasi dan pencairan TPG oleh pejabat Kemenag. Mengingat berbulan-bulan tidak diberikan kepada para guru.
"Kanwil ini adalah sarang penipu. Mendzholimi guru madrasah honorer. Hak kami tidak diberikan sejak berbulan-bulan yang lalu," kata Yanyan saat berorasi.
Menurutnya para guru honorer madrasah telah ditipu oleh pejabat Kemenag yang telah memainkan dana TPG. Ia menduga dana yang telah dicairkan dari pusat disalahgunakan terlebih dahulu. Seperti disimpan di bank untuk mendapat keuntungan pribadi sebelum dicairkan ke guru madrasah.
Guru madrasah Miftahul Salam Kabupaten Bandung, Kuraesin (50) mengaku hak TPGnya ditunggak selama delapan bulan. Besarannya setiap bulan sebesar Rp 1.500.000.
Oleh karena itu ia menuntuk pelunasan pembayaran haknya. Terlebih ia memiliki keluarga yang harus dibiayai hidupnya.
"Delapan bulan belum dibayarkan. Nggak tahu kenapa belum cair," ujarnya.
Selain itu, para guru juga menuntut pencairan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Dilaporkan banyak sekolah madrasah yang terpaksa ditutup karena BOS yang tak kunjung diberikan.