Senin 21 Dec 2015 14:00 WIB

MTI: Lakukan Mogok, Sopir Metromini Malah Merugi

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Yudha Manggala P Putra
Metromini
Metromini

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Bidang Riset dan Advokasi Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno menilai, mogok massal yang dilakukan Metromini akan merugikan para sopir dan pengusaha Metromini sendiri.

"Jika mogok masal, yang rugi sopir dan pengusaha. Terutama sopir, tidak dapat uang masukan," katanya kepada Republika, Senin (21/12).

Warga, ia katakan, sudah punya pilihan angkutan umum lain, seperti bus Transjakarta, angkot, ojek, atau sepeda motor.

Berbeda dengan sebelumnya saat masyarakat tidak ada pilihan lain. Ia menyarankan, pengusaha metromini mengikuti kemauan Pemprov DKI yang akan angkat derajat mereka menjadi sopir profesional dengan mendapat gaji bulanan.

"Tidak perlu lagi kejar setoran. Kerja cukup 8 jam per hari. Tidak harus seminggu bekerja. Dapat hari libur sehari dalam seminggu. Mobilnya nyaman berpendingin," lanjutnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement