REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Bangkai pesawat Golden Eagle T-50i yang mengalami kecelakaan saat aerobatic show Gebyar Dirgantara Yogyakarta pada Minggu (20/12) akan dipindahkan hari ini.
"Hari ini, pesawat akan dievakuasi dari lokasi kejadian setelah tim investigasi melakukan tugasnya," kata Komandan Lanud Adi Sutjipto Marsekal Pertama Imran Baidirus di sela-sela pemakaman Kapten Penerbang Dwi Cahyadi di Taman Makam Pahlawan Yogyakarta, Senin (21/12).
Menurut dia, pesawat buatan Korea yang mengalami kecelakaan tersebut memang sengaja dibiarkan di lokasi kejadian agar tim investigasi bisa bekerja secara objektif dalam mendokumentasikan data-data di lapangan sehingga bisa menarik kesimpulan yang tepat mengenai penyebab jatuhnya pesawat.
Pesawat tempur yang dibeli pada 2013 tersebut diawaki oleh dua penerbang yaitu pilot Letkol Penerbang Marda Sarjono dan Kapten Penerbang Dwi Cahyadi sebagai kopilot. Keduanya meninggal dunia akibat kecelakaan tersebut.
"Penyelidikan mengenai penyebab jatuhnya pesawat sudah dilakukan sejak Minggu (20/12) yang dilakukan oleh tim dari Indonesia," katanya.
Ia tidak menampik apabila pihak Korea bisa dilibatkan dalam proses penyelidikan jatuhnya pesawat tempur yang berwarna biru tua dan kuning itu. "Namun, Indonesia sebenarnya memiliki sumber daya manusia yang memiliki kemampuan cukup untuk melakukan investigasi sesuai bidangnya masing-masing," katanya.
Sementara itu, Marsma Imran Baidirus mengatakan bahwa keluarga yang ditinggalkan akan memperoleh santunan begitu pula dengan pendidikan untuk dua anak dari Kapten Penerbang Dwi Cahyadi. "Santunan dan seluruh hak-hak sebagai seorang prajurit akan diberikan dan dipenuhi," katanya.
Imran mengatakan, Kapten Penerbang Cahya adalah sosok yang mudah diajak bekerja sama dan disegani oleh para seniornya karena selalu bekerja dengan penuh kesungguhan. Ia berharap, Kapten Penerbang Dwi Cahyadi diberi tempat terbaik di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan.