Senin 21 Dec 2015 18:22 WIB

Penumpang KM Marina Sempat Kabari Keluarga Saat Kapal Kemasukan Air

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Andi Nur Aminah
Seorang warga menunjukan foto kaka dan dua orang keponakan yang menjadi korban KM Marina.  (Republika/Debbie Sutrisno)
Seorang warga menunjukan foto kaka dan dua orang keponakan yang menjadi korban KM Marina. (Republika/Debbie Sutrisno)

REPUBLIKA.CO.ID, WAJO -- Wahyuliana Sabir (25) adalah salah seorang penumpang Kapal Motor (KM) Marina Baru yang tenggelam di sekitar Teluk Bone, dekat dengan Pelabuhan Siwa, Sulawesi Selatan. Hingga saat ini, perempuan yang baru dua pekan menikah itu belum ditemukan, termasuk suaminya, Hariono yang juga menumpang kapal yang sama. 

Adik Wahyuliana, Wahdani tak bisa menahan air matanya saat menceritakan bahwa kakaknya masih sempat menelpon dan menyampaikan bahwa kapal mereka kemasukan air. Wahdani mengatakan, sebelum kapal tenggelam, kakaknya sempat menghungi sang ibu, Siti Nurjanah.

Awalnya dia mengabari kapal yang ditumpanginya mati mesin. Bahkan sebelumnya, Wahyuliana pun telah meminta sang ibu untuk menjemput‎nya pada pukul 14.00 Wita, sesaat sebelum kapal merapat di Pelabuhan Siwa.

"Ada tiga kali telpon. Pertama minta dijemput, kedua kasih kabar kalau ombak besar, terakhir minta pertolongan karena kapal mesin mati," ungkap Wahdani menjelaskan percakapan ibu dan kakaknya.

(Baca Juga: KM Marina Tenggelam, Sepasang Pengantin Baru Belum Ditemukan).

Sesaat setelah telepon kedua, lanjut Wahdani, ‎Nurjanah yang telah berada di bibir pelabuhan sempat melihat kapal KM Marina. Namun ketika ombak tinggi menghantam kapal dua kali berturut-turut, Nurjanah kehilangan pandangannya. 

Ketika telepon ketiga masuk, Wahyuliana mengabarkan bahwa kapal yang ditumpanginya telah kemasukan air dan mesin mulai mati. Wahyuliana pun meminta agar ibunya mengabari orang pelabuhan guna mengirimkan kapal bantuan untuk mengangkut penumpang KM Marina Baru 2B.

"‎Ibu saya kasih info ini ke orang pelabuah, malah dibilang orang pelabuhan bahwa kejadian air masuk ke kapal itu biasa," keluh Wahdani.

Kini, Wahdani beserta ibu dan tantenya yang ikut datang ke pelabuhan hanya bisa menunggu kabar baik dari tim SAR.  Dia meminta agar tim SAR melakukan pencarian semaksimal mungkin agar seluruh penumpang bisa segera ditemukan dalam keadaan selamat.

"Kami terus berdoa agar semua penumpang selamat. Semoga bisa cepat ketemu," ujarnya.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement