REPUBLIKA.CO.ID, ZURICH -- Komite Etik FIFA resmi menghabisi karier kepemimpin Sepp Blatter dalam federasi induk sepak bola seluruh dunia itu, Senin (21/12). Hakim Etik FIFA, Hans Joachim Eckert dalam putusannya melarang laki-laki 79 tahun itu untuk terlibat dalam seluruh kegiatan sepak bola di seluruh dunia dan juga di segala level.
Hukuman itu memang belum masuk ke ruang pidana. Namun, media-media pemberitaan di Eropa mengatakan, putusan komite etik tersebut membenamkan praktik mafia sepak bola yang dikuasai Blatter selama lebih dari 15 tahun.
Selama menjadi bos besar FIFA, sejak 1998 silam, the Independent mencatat beberaoa pernyataan konyol laki-laki kelahiran, Swiss 1936 itu.
Pertama. Pernyataan seksis Blatter atas pesepak bola perempuan. Pada 2004, Blatter mengizinkan kelompok hawa ikut bergabung dalam kompetisi sepak bola di seluruh dunia. Namun dengan kostum ala voli.
"Biarkan wanita bermain (sepak bola) dengan pakaian mereka yang feminim seperti yang mereka lakukan dalam pertandingan voli. Mereka pasti bisa melakukannya dengan celana pendek yang ketat," kata dia.
Kedua. Pada 2010 lalu, ketika mengumumkan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022, Blatter menyinggung gejoak sosial yang mendunia, yaitu dengan keberadaan kelompok homoseksual. Blatter mendukung pesepak bola homoseksual dengan menyatakan, "Mereka (para homoseksual) harus menahan diri dari kegiatan seksual."