Senin 21 Dec 2015 21:45 WIB

Pengandangan Metromini Terkesan Reaktif

Rep: C21/ Red: Ilham
Sopir metromini melakukan aksi unjuk rasa di depan Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (1/8).    (Republika/Prayogi)
Sopir metromini melakukan aksi unjuk rasa di depan Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (1/8). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengandangan sejumlah armada metromini terkesan sebagai tindakan reaktif. Pengamat transportasi, Azas Tigor Nainggolan mengatakan, seharusnya pemerintah provinsi DKI Jakarta membuat desain revilitasinya terlebih dahulu.

"Siapkan dahulu tempat baru dan manajemen barunya," kata Azas, Senin (21/12).

Azas mengatakan, mengintegrasikan antara metromini dan Transjakarta dalah kebijakan yang sudah benar. Namun, Pemprov DKI harus menyediakan semua fasilitasnya, baru diarahkan ke penyatuan.

Menurut dia, untuk merevalitalisasi metromini butuh waktu hingga dua tahun. Karena itu, Azas menilai Gubernur DKI Jakarta cenderung bersikap emosional. (Metromini Dilarang, Tingkat Kriminalitas Diprediksi Meningkat).

Azaz mengatakan, solusi terbaik untuk saat ini adalah menghentikan pengandangan angkutan metromini. Meski begitu, Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta harus tetap memeriksa kelayakkan dan kondisi kendaraan. "Kalau sudah dikandangin, ada tidak langkah selanjutnya," kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement