REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- PBB menyebut negara yang menolak pengungsi asal Suriah adalah sekutu kelompok ekstremis, Senin (21/12). Pernyataan ini dikeluarkan kepala badan pengungsi PBB setelah Donald Trump menyerukan tutup gerbang AS untuk Muslim.
"Mereka yang menolak pengungsi Suriah, khususnya karena mereka Muslim adalah sekutu terbaik dari kelompok propaganda dan perekrut ekstremis," kata Antonio Guteres.
Ia mengatakan pada Dewan Keamanan PBB para pengungsi tidak bisa disalahkan jika harus menyelamatkan diri dengan membahayakan diri sendiri.
Beberapa negara bagian AS mengatakan mereka akan menutup pintu untuk pengungsi Suriah. "Kita tidak boleh lupa pengungsi adalah korban pertama teror, bukan sumbernya," kata Gurerres.
Ia juga tidak menutup kemungkinan gerakan pengungsian ini dimanfaatkan teroris. Namun, menurutnya, hal itu terbuka dari semua komunitas. Mengingat radikalisme domestik sejauh ini adalah ancaman terbesar.
Guterres mengatakan survei PBB terhadap 1.200 pengungsi Suriah menunjukkan 86 persen dari mereka adalah anak sekolah. "Suriah sedang mengalami pengeringan otak besar-besaran," kata Guterres.
Baca juga: Al Shabaab Teror Bus, Muslim Tolak Pisahkan Diri dari Penumpang Kristen