REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Enam tentara Amerika tewas di Afghanistan. Mereka tewas ketika seorang pembom bunuh diri yang mengendarai sepeda motor menyerang patroli mereka di dekat pangkalan udara Bagram, Senin (21/12).
Padahal, pekan lalu Pentagon memperingatkan memburuknya keamanan di Afghanistan dan menilai kinerja pasukan keamanan Afghanistan yang tidak seimbang.
Taliban mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Kelompok tersebut tetap tangguh selama 14 tahun setelah dimulainya keterlibatan militer AS di Afghanistan.
Kepala polisi provinsi Parwan mengatakan tiga polisi Afghanistan juga terluka dalam pemboman itu. Insiden ini merupakan pemboman bunuh diri yang dilakukan beberapa hari setelah serangan bunuh dri di pangkalan udara Kandahar, Afghanistan Selatan dan di Wisma Kedutaan Spanyol di Kabul.
Bagram, sekitar 40 kilometer utara Kabul adalah salah satu basis utama untuk 9.800 pasukan AS yang tersisa di Afghanistan setelah pasukan internasional mengakhiri operasi tempur tahun lalu.
Gubernur distrik Abdul Shukur Qudusi mengatakan pembom meledakkan dirinya di dekat sebuah patroli bersama AS-Afghanistan.
Serangan itu menggarisbawahi kemampuan Taliban untuk mencapai target profil tinggi terkait dengan pemerintah yang didukung AS. Pemerintah ingin membuka kembali proses perdamaian yang bertujuan mengakhiri pemberontakan 14 tahun panjang.
Baca juga:
Al Shabaab Teror Bus, Muslim Tolak Pisahkan Diri dari Penumpang Kristen
PBB: Negara yang Tolak Pengungsi adalah Sekutu Ekstremis