Selasa 22 Dec 2015 12:41 WIB

Pengungsi Anak Burundi, Berpisah dari Orang Tua demi Selamatkan Diri

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Ani Nursalikah
Eliose Kabule (16 tahun), kiri dan sepupunya Fulpence Ndikumwenayo (18) dari Burundi terpaksa melarikan diri dan berpisah dari orang tua demi menghindari kekerasan.
Foto: Tendai Marima/Al Jazeera
Eliose Kabule (16 tahun), kiri dan sepupunya Fulpence Ndikumwenayo (18) dari Burundi terpaksa melarikan diri dan berpisah dari orang tua demi menghindari kekerasan.

REPUBLIKA.CO.ID, Sebuah bus berwarna ungu terang meraung ke daerah berdebu membawa puluhan warga Burundi yang telah meninggalkan negara mereka untuk mencari perlindungan di negara tetangga Tanzania. Terjadinya peningkatan serangan antara pemerintah dan oposisi pascapemilu baru-baru ini, mendorong ribuan orang mengungsi.

Membawa ransel hijau kecil dengan logo klub sepak bola Arsenal pudar dan kantong plastik yang berisi beberapa barang, dua sepupu mencoba untuk melarikan diri. Adalah Fulpence Ndikumwenayo (18 tahun) dan sepupunya Eliose Kabule (16). Mereka hanya segelintir warga Burundi yang melarikan diri dari kekerasan dan tiba di Nduta Camp yang terpencil Tanzania Barat.

Keduanya takut direkrut ke dalam Imbonerakure, sayap pemuda rawan kekerasan dari partai yang berkuasa. Untuk itu, mereka memutuskan meninggalkan rumah dan mengikuti saudara-saudara mereka yang lebih tua di seberang perbatasan.

Selama tujuh bulan terakhir dari krisis yang dipicu keputusan kontroversial Presiden Pierre Nkurunziza untuk menjalankan masa jabatan ketiga, ribuan anak di bawah umur telah mengambil tindakan berisiko. Mereka melakukan perjalanan tanpa adanya pendamping.

Mereka melarikan diri di malam hari setelah diminta untuk bergabung dengan Imbonerakure. Itu adalah perjalanan berbahaya bagi orang dewasa dan anak-anak. Perlu waktu dua hari dari desa-desa mereka di provinsi Rumongedi barat daya negara itu untuk menuju batas timur Burundi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement