Selasa 22 Dec 2015 17:16 WIB

Jokowi: Listrik Urusan Pemerintah

Rep: Aldian Wahyu Ramadhan/ Red: Angga Indrawan
Presiden Joko Widodo
Foto: Antara/Widodo S. Jusuf
Presiden Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo menyatakan, urusan listrik bukan masalah PT PLN (Persero) semata. Artinya, urusan listrik telah menjadi urusan negara dan pemerintah.

Menurut Presiden, setiap berkunjung ke daerah, masyarakatnya selalu mengeluhkan masalah defisit listrik. "Keluhannya sama, listriknya biarpet dan listriknya kurang," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Selasa (22/12).

Baca: Giliran Rizal Ramli Kepret PDAM

Presiden menekankan, hal tersebut bukan merupakan kesalahan menteri dan dirut PLN. Tetapi, masalah tersebut harus diselesaikan.

Dia menilai, program 35 ribu megawatt (MW) merupakan hitung-hitungan kebutuhan listrik yang dihitung dari sudut pertumbuhan ekonomi. Presiden optimistis target tersebut berhasil dipenuhi.

Presiden menerangkan, pencapaian target bisa dilakukan dengan memangkas perizinan yang berbelit. Pada pertemuan dengan kontraktor kelistrikan, Presiden juga menanyakan kemajuan suatu proyek-proyek di daerah. Jawabannya beragam, ada yang tidak hadir sampai dengan tidak bisa memenuhi permintaan tenggat penyelesaian Presiden.

Baca juga: Pemadaman Listrik Terjadi di Nyaris Seluruh Lampung

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement