REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemerintah akan menerapkan dana ketahanan energi dengan menyimpan selisih positif pada harga keekonomian bahan bakar minyak (BBM) akibat merosotnya harga minyak dunia.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menyebutkan, langkah ini dinilai paling tepat dijalankan mengingat dana ketahanan energi atau dana stabilitas ini bisa digunakan untuk membangun proyek energi berkelanjutan.
"Mengenai harga BBM, benar sekali ini waktu yang baik barangkali (terapkan dana ketahanan energi). Ada batas atas, batas bawah. Kalau di bawah kita simpan. Dengan uang yang kita simpan kita bisa jaga stabilitas. (Ini) opsi yang paling mungkin paling pas untuk diterapkan," ujarnya, Selasa (22/12).
Meski dana ketahanan energi ini dinilai paling pas diterapkan untuk menghadapi anjloknya harga minyak dunia, Sudirman mengaku belum ada kepastian mengenai mekanisme penerapan sistem ini.
"Angkanya berapa saya belum bisa kasih penjelasan. Jangan kita berspekulasi dengan angka sampai benar benar juga putuskan. Saya kira ngga lama lagi. Mungkin dua tiga hari ke depan kita putuskan," kata dia.
Wacana soal dana ketahanan energi muncul sejak pertengahan tahun 2015 ini. Juli lalu, rencana pembentukan petroleum fund atau dana stabilitas bahan bakar minyak (BBM) dinilai dapat membantu menekan kerugian Pertamina karena menanggung selisih harga BBM ketika harga minyak sempat naik.
Dana yang dihimpun dari margin penjualan BBM ketika harga minyak dunia turun ini bisa digunakan sebagai dana penyangga ketika harga minyak dunia merangkak naik.