Rabu 23 Dec 2015 00:01 WIB

Setelah Muslim, Kini Pewarta Berita Jadi Sasaran Kebencian Trump

Rep: Gita Amanda/ Red: Bilal Ramadhan
Donald Trump saat melecehkan jurnalis Serge Kovalevsi yang difabel
Foto: dailymail.co.uk
Donald Trump saat melecehkan jurnalis Serge Kovalevsi yang difabel

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Milyarder AS yang juga calon kandidat kuat Presiden AS 2016 dari partai Republik, Donald Trump kembali mengeluarkan pernyataan yang 'jujur'. Kali ini, sasarannya adalah para pewarta berita.

"Saya tidak akan membunuh mereka, tapi saya memang membenci mereka," kata Trump dalam serial kampanyenya menjelang Natal, Senin (21/12). "Beberapa dari mereka seperti kebohongan, orang yang menjijikan. Ini benar," tambahnya.

Reaksinya ini merujuk pada isu bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah 'membunuh' jurnalis karena kebebasan berekspresi. Trump menegaskan bahwa ia menentang pembunuhan terhadap para pekerja media meskipun memang membenci profesi tersebut.

Beberapa waktu lalu, dalam sebuah acara di MSNBC, pembawa acara Joe Scarborough mewawancarai Trump dan mengangkat isu ini. Scarborough mengatakan Putin membunuh jurnalis. Pembawa acara ABC George Stephanopoulos juga mengajukan isu ini pada Trump.

Trump menduga bahwa mungkin Putin melakukan hal itu untuk mengintimidasi oposisi politiknya, termasuk para reporter yang menentangnya. Namun Trump juga menganut asas praduga tak bersalah. "Tapi benarkah dia membunuh? Siapa yang dia bunuh? Putin tidak mengakuinya," kata dia.

Putin pernah sekali memuji Trump dan menyebutnya pemimpin yang baik. "Ini akan bagus jika kita bisa mengajak Rusia ke sisi kita dan negara lain juga, lalu bersama mengalahkan ISIS," kata Trump.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement