REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- PT Angkasa Pura II selaku operator Bandara Sutan Syarif Kasim II Pekanbaru mengkhawatirkan kembang api dan mercon pada perayaan akhir tahun 2015 akan mengganggu pendaratan pesawat yang tiba pada malam hari.
"Kalau pesta kembang api bersinggungan dengan kawasan pendaratan pesawat itu akan mengganggu pendaratan, karena beberapa pesawat dalam beberapa waktu terakhir ada yang datang mendekati jam 12 malam. Paling sering dari maskapai Lion Air," kata General Manager PT AP II Bandara Sultan Syarif Kasim II, Jaya Tahoma Sirait, kepada Antara di Pekanbaru, Selasa (22/12).
Letak Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II memang dekat dengan pusat kota yang seperti tahun sebelumnya selalu ramai dengan pesta kembang api pada malam pergantian tahun.
Menurut Jaya Tahoma, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pemerintah daerah seperti Pelaksana Tugas Gubernur Riau dan Kapolda Riau untuk mengantisipasi jangan sampai kemeriahan tahun baru membahayakan layanan penerbangan.
"Kami minta dibantu koordinasi dengan masyarakat untuk melarang penggunaan kembang api yang berterbangan tinggi di lokasi sekitar Bandara. Kami juga akan berkoordinasi dengan camat dan kepolisian sektor untuk mengaturnya," kata Jaya.
Menurut dia, radius pendaratan yang perlu disterilkan dari pesta kembang api seperti di sekitar Jalan Kertama Kecamatan Marpoyan Damai. Ia menambahkan, PT AP II sudah memperketat pengamanan untuk mengantisipasi ancaman teror saat terjadi peningkatan jumlah penumpang pesawat udara jelang libur pergantian tahun 2015.
"Kita sesuaikan dengan instruksi dari Dirjen Keamanan Kementerian Perhubungan bahwa pengamanan ditingkatkan untuk persiapan angkutan tahun baru dan natal. Posko pengamanan sudah kita bukan sejak 18 Desember hingga 8 Januari 2016," katanya.
Ia menjelaskan, pengamanan akan diperketat seperti pada pemeriksaan calon penumpang di gerbang masuk ruang check-in tiket. "Ikat pinggang harus dibuka, dan telepon seluler harus dimasukan ke dalam pemindai x-ray," katanya.