REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pool Rawa buaya sore ini Selasa (22/12) nampak begitu ramai, berlalu lalang aktivitas mobil angkutan umum keluar masuk. Tak sedikit juga penumpang yang mendatangi langsung terminal demi mendapatkan duduk.
Bukan saja ramai oleh penumpang dan para sopir yang menawarkan trayeknya, berderet ratusan angkutan umum juga menjadi warna baru bagi Terminal Rawa Buaya. Ada ratusan Metro Mini yang sedang menjadi bulan-bulanan pengandangan, kemudian ada Maya Sari, Patas, Busway, Kopami, Mikrolet, Truk, mobil box, memenuhi lahan Terminal seluas puluhan hektar ini.
Rupanya, deretan Metro Mini ini menjadi area bermain baru bagi anak-anak di sekitar terminal Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat. Sejak dulu, menurut kepala Pool Rawa Buaya, Rubandi (55) Terminal Rawa Buaya memang menjadi tempat angkutan umum diamankan karena sudah tua atau rusak usai kecelakaan. Gubernur DKI Jakarta Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama menyebutnya Metro Mini 'Zombie'.
Akan tetapi, sejak peristiwa kecelakaan antara KRL Jati Negara dan Metro Mini di jalan Tubagus Angke, Jakarta Barat (6/12) lalu terminal Rawa Buaya hampir setiap hari mendapatkan kiriman lima sampai sepuluh mobil yang harus diamankan.
Belum lagi menyusul sepuluh hari selepas peristiwa tersebut, seorang anak usia 7 tahun tewas di daerah Kembangan, Jakarta Barat (16/12), akibat rem Metro Mini yang katanya (sopir) blong. Aparat kepolisian DKI Jakarta pun tak bosan-bosan melakukan razia terhadap puluhan Metro Mini yang bandel.
ahkan, ketua Organda DKI Jakarta, Syafruhan Sinungan pun setuju dengan langkah tegas pihak kepolisian ini. Hanya saja, dia berharap supaya langkah tersebut tidak hanya dilakukan ketika sedang ramai kecelakaan saja, melainkan terus dilakukan sampai Metro Mini tersebut jera dan tidak lagi memiliki kesempatan untuk bermain belakang alias bermain petak umpet tentang keamanan.
Disebutkan oleh Kapolsek Senen, Kompol Kasmono bahwa mobil-mobil yang dikandangi tersebut biasanya karena tidak lengkapnya surat-surat kendaraan, SIM yang kadaluwarsa, tidak layaknya kendaraan beroperasi, dan kendaraan umum yang masih berani menerobos palang pintu Rel Kereta Api.
"Mereka ini bawa nyawa orang, apa mereka tidak sadar? Lantas kalau mereka tidak punya surat-surat lengkap, kalau terjadi apa-apa bagaimana cara mereka bertanggungjawab," sesalnya beberapa minggu lalu saat melakukan razia di pelintasan sebidang depan Stasiun Senen, Jakarta Pusat.