Rabu 23 Dec 2015 11:00 WIB

Bukan Ras dan Agama, Fondasi Nasionalisme Indonesia Ada di Bahasa

Rep: Dyah ratna meta novia/ Red: Winda Destiana Putri
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) . (ilustrasi)
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) . (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar Bahasa Indonesia Prof Mahsun mengatakan, di Indonesia terdapat 659 suku bangsa. Suku bangsa manakah dari 659 suku bangsa itu yang dapat menjadi benang pengikat keindonesiaan?

Misalnya pilihan jatuh pada suku bangsa Jawa karena suku bangsa ini jumlahnya sangat besar. Para perekayasa bahasa melalui institusi kebahasaan pada kisaran tahun 1970-an sampai dengan tahun 1988, banyak menyerap kosakata bahasa Jawa dan muncullah kritikan yang cukup pedas dengan lantang menolak dominasi bahasa Jawa.

"Mereka menyatakan, terjadi proses penjawaan dalam bahasa Indonesia. Kritikan tersebut menggambarkan tolakan dominasi suku bangsa tertentu dalam membangun keindonesiaan," katanya dalam peluncuran bukunya berjudul Indonesia dalam Perspektif Politik Kebahasaan, Selasa malam, (22/12).

Artinya, elemen suku bangsa atau ras tidak mungkin menjadi fondasi dalam membangun nasionalisme Indonesia. "Ini menunjukkan betapa cerdasnya para pendiri bangsa untuk tidak memilih elemen tersebut sebagai fondasi dalam membangun nasionalisme Indonesia."