REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PKS, Mardani Ali Sera membantah jika kunjungan petinggi PKS ke Presiden Joko Widodo, memiliki unsur transaksional. Ia menegaskan pertemuan itu merupakan wujud silaturahim antar pelaku politik.
Wasekjen PKS, Mardani Ali Sera mengatakan pertemuan para petinggi PKS dengan Presiden Joko Widodo bisa dijadikan pelajaran bersama, bagi perpolitikan yang baik di Indonesia.
Ia menjelaskan, bentuk silaturahim yang hendak dijalin PKS dengan berbagai elemen, sudah dilakukan partai-partai lintas agama terdahulu di Indonesia.
"Dulu komunikasi Masyumi dan Partai Katolik pun terjaga dengan baik," katanya kepada Republika.co.id, Rabu (23/12).
Mardani menganggap komunikasi yang sejak dahulu terjalin dengan baik tersebut, wajib menjadi contoh bagaimana berpolitik yang baik di masa kini dan yang akan datang.
Ia menilai perbedaan pendapat jelas dan pasti akan terjadi, namun silaturahim para pelaku politik harus bisa terjaga dan terjalin dengan baik.
Dengan begitu, Mardani menekankan hubungan personal antar manusia akan tetap baik, meski berada di sikap dan pandangan yang berseberangan satu sama lain.
Maka itu, ia mengaku tidak merasa aneh dengan lawatan para petinggi PKS ke Istana Negara, untuk melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo.
Pertemuan para petinggi PKS dengan Presiden Joko Widodo, termasuk Presiden PKS Sohibul Iman, memang menuai reaksi dari banyak pihak. Meski telah membantah, pertemuan itu tetap dikaitkan dengan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan posisi mereka di Koalisi Merah Putih (KMP).