REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim pencarian dan penyelamatan "Search and Rescue/SAR"di perairan Kabupaten Wajo, Provinsi Sulawesi Selatan, Rabu (23/12) malam kembali menemukan 13 jenazah penumpang Kapal Motor (KM) Marina Baru 2B.
"Malam ini, Tim SAR kembali menemukan 13 jenazah dan langsung dievakuasi ke posko Basarnas KM Marina di Kabupaten Wajo," ujar Kabid Humas Polda Sulselbar Kombes Pol Frans Barung Mangera di Makassar, Rabu.
Dia mengatakan, 13 jenazah yang ditemukan oleh regu SAR gabungan tersebut belum diketahui identitasnya dan masih harus diperiksa oleh anggota DVI Polda Sulselbar di Siwa.
Dengan temuan 13 jenazah itu, secara keseluruhan sudah terkumpul 95 korban. Rinciannya, 55 korban ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa dan 40 orang selamat.
"Jadi total semua sekitar 95 orang penumpang telah dievakuasi dan itu terbagi antara yang selamat dan yang meninggal. 55 penumpang tewas dan 40 penumpang selamat," katanya.
Sebelumnya, beberapa gabungan Tim SAR yang sudah bersama-sama melakukan upaya pencarian itu antara lain: Badan SAR Nasinal (Basarnas) Sulawesi Selatan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), SAR TNI dan Polri.
Kapal Motor (KM) Marina berangkat dari Pelabuhan Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara menuju Pelabuhan Bansalae, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan sekitar pukul 11.00 Wita, Sabtu (19/12).
Kemudian setelah berlayar beberapa saat, kapal itu dihantam ombak besar dan sempat melaporkan ke Syahbandar Siwa sekitar pukul 16.00 Wita bahwa kapal itu kemasukan air akibat terjangan ombak besar.
"Berdasarkan informasi yang kami terima jika KM Marina yang berlayar sejak Pukul 11.00 Wita itu belum juga bisa kontak komunikasi sampai saat ini," kata Kombes Barung.
Ia mengaku bahwa kontak terakhir terjadi pukul 16.00 Wita. Hingga saat ini, tim SAR dan regu lainnya belum bisa menemukan KM Marina milik PT Balibis Putra Siwa tersebut.
KM Marina mengangkut penumpang termasuk anak buah kapal (ABK) sebanyak 119 orang dan di antaranya 91 orang dewasa dan 19 anak-anak dan balita serta 10 ABK.
"Kita masih koordinasi dengan pihak-pihak terkait. Tim SAR gabungan juga terus melakukan kontak komunikasi dengan kami," jelas Frans Barung Mangera.