REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Institute for Development of economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati mengatakan penurunan sebesar Rp 150 per liter untuk premium dan Rp 800 per liter untuk solar tidak berpengaruh. Sehingga dia menyarankan agar harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sebaiknya stabil.
"Ketika harga minyak dunia mengalami penurunan sebaiknya harga BBM tidak diturunkan begitu juga saat harga minyak dunia turun seharusnya tidak ada penurunan," ujar dia kepada Republika.co.id, Kamis (24/12).
Pemerintah dapat menggunakan dana yang berasal dari kelebihan harga keekonomian BBM saat harga BBM turun. Sehingga saat naik Pertamina tidak mengalami kerugian.
Masyarakat juga seharusnya tidak mendesak pemerintah untuk selalu menurunkan harga BBM karena harga minyak dunia yang turun. Saat harga tidak stabil pasar pun menjadi bergejolak.
Pedagang besar akan menaikkan harga barangnya senilai 30 persen ketika BBM naik sebaliknya ketika turun haya menurunkan 10 persen, bahkan bisa tidak turun sama sekali.