REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisioner Kompolnas, Andrianus Meliala mengatakan, Polri belum memiliki opsi dalam mengatasi banyaknya perwira menengah Polri setingkat Kombes yang menganggur. Akibatnya, Polri sendiri menjadi terbebani.
"Jadi sudah ada yang menjadi Analisis Kebijakan (Anjak) dua tahun, tapi tidak kunjung mendapatkan jabatan," ujar Andrianus, di Kantornya, Jakarta Selatan, Kamis (24/12).
Sebagai Anjak, kata Andrianus, mendapatkan remunerasi terendah. Walaupun sudah Kombes dan sudah menyelesaikan pendidikan Sespimti atau Lemhanas hanya sejajar dengan jabatan level Kompol.
Kondisi tersebut, Andrianus menilai, mengganggu moril. Di sisi lain, mereka juga seperti numpang makan saja dengan belum adanya penempatan.
Namun, Polri belum bisa menawarkan solusi misalnya dengan melakukan pensiun dini. Selain itu, bisa dengan memberikan pengarahan untuk pindah ke instansi lain.
"Sekarang ini polisi terbebani oleh SDM-nya. Sekarang ada sekitar 1.300 Kombes semuanya akan mengejar ke jabatan Pati yang berjumlah 250an," ucap Andrianus.
Untuk itu, Andrianus menegaskan, lebih baik polri mulai melakukan perampingan. Meskipun harus disadari bahwa langkah tersebut sulit diwujudkan.
Sebab, tutur Andrianus, jabatan Jenderal Badrodin Haiti sebagai Kapolri tidak akan lama lagi. Sehingga akan lebih mementingkan kestabilan di tubuh Polri. "Kembali lagi pada konteks Badrodin, memang kesulitan beliau saat ini waktu," tambahnya.