Kamis 24 Dec 2015 17:45 WIB

Potongan Alquran di Birmingham Diklaim Sebagai Alquran Versi Pertama

Rep: c16/ Red: Andi Nur Aminah
Manuskrip Alquran tertua yang ditemukan di Birmingham, Inggris.
Foto: mirror.co.uk
Manuskrip Alquran tertua yang ditemukan di Birmingham, Inggris.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Potongan Kitab Suci Alquran yang ditemukan dalam arsip di perpustakaan Universitas Birmingham diklaim merupakan versi lengkap pertama Alquran yang pernah ditulis.

Peneliti terkemuka, Jamal bin Huwareib mengatakan Alquran Birmingham adalah salah satu arsip yang disusun oleh sahabat Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar.  "Ini penemuan paling penting yang pernah terjadi di dunia Muslim," kata Jamal, Direktur Manager Yayasan Mohammad bin Rasyid Al Maktoum, dikutip independent.co.uk, Rabu (23/12).

Dia sangat menyakini Alquran tersebut adalah yang pernah ditulis oleh Abu Bakar. "Saya yakin ini adalah Alquran dari Abu Bakar yang disusun oleh Abu Bakar," ujar Jamal menambahkan.

Sebelumnya, naskah potongan Alquran tersebut ditemukan di Universitas Birmingham. Sistem penanggalan karbon menunjukkan naskah itu ditulis antara 568 dan 645 sehingga menjadikannya Alquran tertua.

Berdasarkan penanggalan karbon tersebut, Alquran Birmingham disatukan 13 tahun setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW pada 632. Jamal menambahkan kualitas kaligrafi dan perkamen yang terdapat di dua halaman Alquran Birmingham menunjukkan bahwa pengumpulan naskah Alquran itu ditugaskan kepada orang-orang terkemuka.

"Versi ini, koleksi ini, naskah ini adalah akar Islam. Ini adalah akar dari Alquran, ini akan menjadi sebuah revolusi dalam mempelajari Islam," tambahnya.

Beberapa akademisi juga meyakini potongan naskah Alquran Birmingham yang ditemukan di perpustakaan Bibliotheque Nationale de France di Paris. Alquran tersebut diketahui pernah berada di Masjid Amr ibn Al-As di Fustat, masjid tertua Mesir yang dibangun pada 641.

Namun, beberapa peneliti seperti Mustafa Shah dari Departemen Jajian Islam di Sekolah Kajian Oriental dan Afrika di London, meragukan usia Alquran Birmingham. Menurutnya, gaya penulisan dan tata bahasa yang digunakan tidak konsisten dengan tahun sebelumnya.

Keraguan Mustafa, kemudian ditepis oleh Unit Akselerasi Radiokarbon Universitas Oxford. Pihak universitas menyatakan bahwa tahun penulisan naskah sangat akurat mencapai 95 persen.

Jamal menambahkan, fakta naskah berharga seperti Alquran ditemukan di Inggris yang notabene bukan negara Muslim menunjukkan adanya toleransi antarumat beragama. "Kita harus menghormati satu sama lain, bekerja sama, kita tidak perlu konflik," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement